Tulisan ini terinspirasi dari Obrolan saya dengan Rudy Darmawan mengenai CINTA lebih tepatnya. Karena sayang jika Obrolan hanya
tinggal obrolan. Dan kalimat hanya tinggal kalimat. Akhirnya tulisan ini
dibuat.
Tema tentang CINTA memang tidak akan pernah ada habisnya
untuk dibahas. Dengan pemeran utamanya yaa jelas masih tetap Pria dan Wanita.
Obrolan ini dimulai Ketika Rudy mengatakan: “Saya mau
mencari Ainun saya. Seorang gula jawa yang mau saya buatkan Gerobak Terbang”
Saya bilang: “Wanita lebih suka
dibuatkan alat yang mampu membuat hati Pria gak bisa terbang kemana-mana. Cukup
itu saja. SETIA.”
Dia bilang: “Ada kok. Tapi alatnya
mahal. Harus siap Lahir Batin untuk mengoperasikannya”.
“Itu pun belum tentu bisa. Kalau
memang bisa, seharusnya gak akan ada istilah Perceraian dan sebagainya di dalam
suatu Hubungan” tambah saya.
“Berarti komponen didalamnya belum
komplit. Ibarat kata Bercerai sama dengan Korsletting” jawabnya dengan tetap
mengaitkan semua hal dengan Elektriknya (Biasa anak Elektro).
“Berarti alat yang dibutuhkan sudah
ditemukan. Iya, alat penyembuh Korslet yang paling Mujarab.” Tambahku.
Kemudian Dia jawab “Ada. AlQur’an
dan Hadist adalah komponen yang paling lengkap.”
Barulah
kemudian Diskusi tentang “Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pasangan” ini kami
mulai.
Dia mulai dengan bertanya: “Apa yang
diperlukan untuk menjalin sebuah hubungan yang harmonis?”
Saya jawab:
“Kepercayaan
yang Pertama
“Pengertian
yang kedua
“Peduli
yang ketiga
“Menjaga
Perasaan yang keempat
“Saling
melengkapi yang kelima
“Komunikasi
lancar itu untuk keseluruhannya
“dan
SETIA itu yang paling utama. Semuanya gak akan jadi, kalau GAK SETIA. Percuma.
Diimbangi olehnya: “Kalau saya yang
pertama adalah Kepercayaan. Percaya dalam segala hal sesuai batas kewajaran.
“2.
Tidak saling mengekang.
“3.
Saling mengendalikan emosi
“4.
Pengertian
“5.
Bisa menghidupkan lilin dikala gelap datang.
“Yang
terpenting adalah niatnya untuk Ibadah.”
Saya bilang: “Semuanya Benar. Gak
ada yang salah. Asalkan kita lakukan semua. Mungkin juga hubungan kita dengan
pasangan masing-masing bisa bertahan. Bisa awet. Tapi yang namanya suatu
hubungan pasti gak akan pernah lepas dari masalah. Dari sebuah Pertengkaran.
Itu pasti. Yang terpenting. Kita punya janji. Kalau suatu saat nanti kita
bertengkar. Kita punya janji untuk jatuh cinta lagi. Dan begitu seterusnya.
Supaya kita gak akan lupa. Hanya karena satu masalah.”
Tanggapannya: “Iya, itu bisa. Dan
kalau kita punya masalah. Seharusnya jangan dibawa berlarut-larut.”
Ditambah
dengan pertanyaan baru: “Pernah bertanya tentang hal yang tidak disukai oleh
pasanganmu???. Kalau dulu di SMA saya diajari tentang Murobi, seharusnya hal
itu adalah hal pertama yang harus ditanyakan. Untuk mengurangi perselisihan.”
“Hemmm iya bener banget. Jadi hal
tersebut sudah kita tanyakan sejak awal. Saat PDKT misalnya. Kamu suka apa?
Kamu tidak suka apa?. Tapi terkadang ada banyak hal yang tanpa kita sadari kita
tidak suka. Biasanya saat kita jalani, kita baru tau. Karena hal itulah, ada banyak
hal yang tidak kita sukai baru diketahui saat sedang dijalani. Jadi..yaa saling
memahami aja.” Jawabku..
Katanya: “Kan ada PENGERTIAN tadi”
“Iya, beneerr. Terus apa yang mau
kita bahas lagi?” tanyaku.
“Sekarang kita bahas tentang EGOIS.
Apa menurutmu???” tanyanya.
Barulah kemudian
diskusi mengenai tema “EGOIS” ini kami bahas lagi. Karena masih ada sangkut
pautnya dengan tema sebelumnya.
“Egois. Egois itu sifat yang suka mementingkan diri sendiri
tanpa melihat bagaimana kondisi dan posisi di lain pihak. Biasanya sifat egois
ini muncul karena kurangnya kadar PENGERTIAN pada suatu hubungan tadi. Di satu
pihak, misal si wanita mau ini, tapi si Pria tidak suka. Kemudian si wanita
memaksa. Sehingga si Pria harus mau dan harus ikut untuk suka. Terjadilah GAP
dan bisa menimbulkan korslet-korslet yang lebih banyak lagi” kataku.
Katanya: “Egois itu, cara mengendalikan keinginan. Dan itu
harus tercapai. Tanpa mengerti apa yang diinginkan. Gak semuanya bisa
terpenuhi. Cara mencegah egois terutama untuk diri sendiri yaa inget aja untuk
saling PENGERTIAN. Pengertian untuk tau posisi memahami dan dipahami. Selesai
Permasalahan.”
Tanggapan saya: “Yang ditulis memang gak akan semudah
dengan apa yang kita jalani. Kadang kita harus bertengkar terlebih dahulu untuk
menyelesaikan perkara itu. Sampai akhirnya kita sama-sama mengerti satu sama
lain. “
Lanjut dia tanya: “Menurutmu lebih egois mana antara Pria
dan wanita?”
Saya jawab: “ Lebih dominan wanita untuk masalah yang satu
ini.”
Katanya: “ Menurutku sama. Bedanya, kalau wanita
menginginkan sesuatu itu harus cepat-cepat. Ingin saat itu, yaa saat itu juga
harus dapet. Jadi malah membuat pasangannya merasa terbebani dengan kemauan
wanitanya. Sedangkan kalau Pria setauku kalau menginginkan sesuatu masih bisa
menunggu sampai pasangannya tidak merasa terbebani walau dengan waktu yang bisa
jadi cukup lama.”
“Hemmm iya itu bener. Makanya tadi saya bilang, Egois lebih
dominan sama Wanita. Soalnya wanita memiliki sifat lebih tidak sabaran. Dan
sifat mengalah juga justru lebih di dominasi oleh Pria. Karenanya Pria bisa
lebih menahan atas kemauannya.
Tapi
secara gak langsung. Tanpa kita sadari yaa memang begitulah cara Tuhan
menciptakan umatnya. Dipasangkan untuk saling melengkapi.” Jawabku..
Tambahnya; “Iya bener. Tapi yang
paling tidak disukai Pria adalah ketika menuruti kemauan pasangannya yang sudah
mulai egois kemudian temperamen. Dan Tergantung bagaimana cara anda
menyikapinya saja.”
***
Dan
begitulah conversation tersebut dimulai dan diakhiri. Ada banyak hal. Ada banyak
tambahan. Dan ada banyak koreksi. Dan juga introspeksi diri. Itu mungkin
beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari setiap percakapan yang kita lakukan.
Semoga
bermanfaat tidak sekedar untuk kami berdua. Semoga bermanfaat untuk semua
pasangan yang ada. Yang sudah Tuhan ciptakan dengan cintaNya.
See
you at next conversation ~
Selasa, 14 Mei 2013
Semarang - Lampung
Read More......
Tulisan ini terinspirasi dari Obrolan saya dengan Rudy Darmawan mengenai CINTA lebih tepatnya. Karena sayang jika Obrolan hanya
tinggal obrolan. Dan kalimat hanya tinggal kalimat. Akhirnya tulisan ini
dibuat.
Tema tentang CINTA memang tidak akan pernah ada habisnya
untuk dibahas. Dengan pemeran utamanya yaa jelas masih tetap Pria dan Wanita.
Obrolan ini dimulai Ketika Rudy mengatakan: “Saya mau
mencari Ainun saya. Seorang gula jawa yang mau saya buatkan Gerobak Terbang”
Saya bilang: “Wanita lebih suka
dibuatkan alat yang mampu membuat hati Pria gak bisa terbang kemana-mana. Cukup
itu saja. SETIA.”
Dia bilang: “Ada kok. Tapi alatnya
mahal. Harus siap Lahir Batin untuk mengoperasikannya”.
“Itu pun belum tentu bisa. Kalau
memang bisa, seharusnya gak akan ada istilah Perceraian dan sebagainya di dalam
suatu Hubungan” tambah saya.
“Berarti komponen didalamnya belum
komplit. Ibarat kata Bercerai sama dengan Korsletting” jawabnya dengan tetap
mengaitkan semua hal dengan Elektriknya (Biasa anak Elektro).
“Berarti alat yang dibutuhkan sudah
ditemukan. Iya, alat penyembuh Korslet yang paling Mujarab.” Tambahku.
Kemudian Dia jawab “Ada. AlQur’an
dan Hadist adalah komponen yang paling lengkap.”
Barulah
kemudian Diskusi tentang “Menjalin Hubungan yang Baik dengan Pasangan” ini kami
mulai.
Dia mulai dengan bertanya: “Apa yang
diperlukan untuk menjalin sebuah hubungan yang harmonis?”
Saya jawab:
“Kepercayaan
yang Pertama
“Pengertian
yang kedua
“Peduli
yang ketiga
“Menjaga
Perasaan yang keempat
“Saling
melengkapi yang kelima
“Komunikasi
lancar itu untuk keseluruhannya
“dan
SETIA itu yang paling utama. Semuanya gak akan jadi, kalau GAK SETIA. Percuma.
Diimbangi olehnya: “Kalau saya yang
pertama adalah Kepercayaan. Percaya dalam segala hal sesuai batas kewajaran.
“2.
Tidak saling mengekang.
“3.
Saling mengendalikan emosi
“4.
Pengertian
“5.
Bisa menghidupkan lilin dikala gelap datang.
“Yang
terpenting adalah niatnya untuk Ibadah.”
Saya bilang: “Semuanya Benar. Gak
ada yang salah. Asalkan kita lakukan semua. Mungkin juga hubungan kita dengan
pasangan masing-masing bisa bertahan. Bisa awet. Tapi yang namanya suatu
hubungan pasti gak akan pernah lepas dari masalah. Dari sebuah Pertengkaran.
Itu pasti. Yang terpenting. Kita punya janji. Kalau suatu saat nanti kita
bertengkar. Kita punya janji untuk jatuh cinta lagi. Dan begitu seterusnya.
Supaya kita gak akan lupa. Hanya karena satu masalah.”
Tanggapannya: “Iya, itu bisa. Dan
kalau kita punya masalah. Seharusnya jangan dibawa berlarut-larut.”
Ditambah
dengan pertanyaan baru: “Pernah bertanya tentang hal yang tidak disukai oleh
pasanganmu???. Kalau dulu di SMA saya diajari tentang Murobi, seharusnya hal
itu adalah hal pertama yang harus ditanyakan. Untuk mengurangi perselisihan.”
“Hemmm iya bener banget. Jadi hal
tersebut sudah kita tanyakan sejak awal. Saat PDKT misalnya. Kamu suka apa?
Kamu tidak suka apa?. Tapi terkadang ada banyak hal yang tanpa kita sadari kita
tidak suka. Biasanya saat kita jalani, kita baru tau. Karena hal itulah, ada banyak
hal yang tidak kita sukai baru diketahui saat sedang dijalani. Jadi..yaa saling
memahami aja.” Jawabku..
Katanya: “Kan ada PENGERTIAN tadi”
“Iya, beneerr. Terus apa yang mau
kita bahas lagi?” tanyaku.
“Sekarang kita bahas tentang EGOIS.
Apa menurutmu???” tanyanya.
Barulah kemudian
diskusi mengenai tema “EGOIS” ini kami bahas lagi. Karena masih ada sangkut
pautnya dengan tema sebelumnya.
“Egois. Egois itu sifat yang suka mementingkan diri sendiri
tanpa melihat bagaimana kondisi dan posisi di lain pihak. Biasanya sifat egois
ini muncul karena kurangnya kadar PENGERTIAN pada suatu hubungan tadi. Di satu
pihak, misal si wanita mau ini, tapi si Pria tidak suka. Kemudian si wanita
memaksa. Sehingga si Pria harus mau dan harus ikut untuk suka. Terjadilah GAP
dan bisa menimbulkan korslet-korslet yang lebih banyak lagi” kataku.
Katanya: “Egois itu, cara mengendalikan keinginan. Dan itu
harus tercapai. Tanpa mengerti apa yang diinginkan. Gak semuanya bisa
terpenuhi. Cara mencegah egois terutama untuk diri sendiri yaa inget aja untuk
saling PENGERTIAN. Pengertian untuk tau posisi memahami dan dipahami. Selesai
Permasalahan.”
Tanggapan saya: “Yang ditulis memang gak akan semudah
dengan apa yang kita jalani. Kadang kita harus bertengkar terlebih dahulu untuk
menyelesaikan perkara itu. Sampai akhirnya kita sama-sama mengerti satu sama
lain. “
Lanjut dia tanya: “Menurutmu lebih egois mana antara Pria
dan wanita?”
Saya jawab: “ Lebih dominan wanita untuk masalah yang satu
ini.”
Katanya: “ Menurutku sama. Bedanya, kalau wanita
menginginkan sesuatu itu harus cepat-cepat. Ingin saat itu, yaa saat itu juga
harus dapet. Jadi malah membuat pasangannya merasa terbebani dengan kemauan
wanitanya. Sedangkan kalau Pria setauku kalau menginginkan sesuatu masih bisa
menunggu sampai pasangannya tidak merasa terbebani walau dengan waktu yang bisa
jadi cukup lama.”
“Hemmm iya itu bener. Makanya tadi saya bilang, Egois lebih
dominan sama Wanita. Soalnya wanita memiliki sifat lebih tidak sabaran. Dan
sifat mengalah juga justru lebih di dominasi oleh Pria. Karenanya Pria bisa
lebih menahan atas kemauannya.
Tapi
secara gak langsung. Tanpa kita sadari yaa memang begitulah cara Tuhan
menciptakan umatnya. Dipasangkan untuk saling melengkapi.” Jawabku..
Tambahnya; “Iya bener. Tapi yang
paling tidak disukai Pria adalah ketika menuruti kemauan pasangannya yang sudah
mulai egois kemudian temperamen. Dan Tergantung bagaimana cara anda
menyikapinya saja.”
***
Dan
begitulah conversation tersebut dimulai dan diakhiri. Ada banyak hal. Ada banyak
tambahan. Dan ada banyak koreksi. Dan juga introspeksi diri. Itu mungkin
beberapa hal yang bisa kita dapatkan dari setiap percakapan yang kita lakukan.
Semoga
bermanfaat tidak sekedar untuk kami berdua. Semoga bermanfaat untuk semua
pasangan yang ada. Yang sudah Tuhan ciptakan dengan cintaNya.
See
you at next conversation ~
Selasa, 14 Mei 2013
Semarang - Lampung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar