Kamis, 26 Desember 2013

Kadomu sudah Sampai ..

Ini hari ulang tahunku..
Mungkin kamu tidak ingat.. Aku tau..
Bahkan namaku pun tidak pernah benar kamu tuliskan dalam catatan maupun nama kontak di ponselmu..
Selalu salah.. Iya Aku tau..
Kamu juga selalu mengajakku bertengkar dan beradu pendapat,
atau sekedar beradu kata karena usil.. 
Iya aku tau..
Pun kamu yang sukanya mengejekku & menggangguku..
Itu pun aku tau..
Karena..
Juga kamu yang selalu ada ketika yang lainnya pergi..
Juga kamu yang selalu mau mendengarkan ketika yang lainnya tutup telinga..
Juga kamu yang mau menemani ketika aku merasa sendiri..
Pun kamu yang sangat peduli ketika yang lainnya sedang sibuk dengan diri sendiri...
Kamu juga yang memberiku semangat ketika yang lainnya bahkan tidak pernah peduli..
Yang memberi perhatian dan tawa di saat aku fikir tidak ada yang bisa begitu ketika itu...
Iyaa.. aku tau..
Sampai kemudian..
Kamu memelukku..
Seerat itu.. selembut itu..
Setak menyangka itu...
Mengusap lembut punggungku..
Iyaa aku tau... Ini hari ulang tahunku...

Untuk pertama kalinya..
kamu memelukku..

Juga terakhir kalinya kamu tersenyum dihadapanku...

Kemudian pergi...

Iya..
Kado mu sudah sampai..
sudah aku terima.. :")

Sahabatku yang HILANG.. ..

Semarang, 25 Desember 2013
Virqi W. Bianti

Senin, 16 Desember 2013

Di Langit-langit Kamarku ..

Malam ini..
Tepatnya beberapa menit yang lalu..
Lampu kamar sudah aku padamkan. Selimut sudah menyelimuti sekujur tubuhku. Dingin memang. Hujan tadi sore menyisakan suasana sedingin ini..
Kemudian beberapa saat sebelum aku terpejam.. Mataku mengarah ke atas, ke langit-langit kamarku..
Nampak seekor Cicak sedang terdiam dengan seekor Kupu-kupu berada dicengkeraman mulutnya..
Diam & berusaha membuat kupu-kupu tersebut mati agar kemudian bisa Ia lahap.. bisa Ia nikmati sebagai menu makan ditengah malam ini..


Tetapi tidak semudah seperti yang Ia bayangkan.. 

karena ternyata tubuh kecil Kupu-kupu itu sangat kuat, sangat agresif untuk menyelamatkan dirinya deri cengkeraman cicak..
Berkali-kali bergerak hingga akhirnya terlepas & terbang lagi...
Lepas sudah menu makan untuk malam ini... 

Cicak pun terdiam beberapa saat. Diam & tak bergerak dari tempat semula..

Mungkin Ia sedang meratapi kegagalannya.. 

Meratapi bahwa yang kecil tidak selalu lemah.. 
Yang lemah belum tentu mudah kalah...
Hingga kemudian cicak pun berlari lagi..

Dan mencari menu makan lainnya lagi.. 
Ia percaya.. gagal sekali bukan berarti harus berhenti..
karena berhenti berarti Ia akan mati sebab perut tak Terisi...

Semoga

kita dapat pelajaran brharga..
Dari Cicak dan Kupu-kupu yang Tidak Sengaja nampak di atas sana .. iya. Di Langit-langit kamarku.. 

Virqi
Semarang, 14 Des'13

Semalam, Di Tempat yang Asing ..

Pagi..
matahari baru saja sejenak pergi dari peraduan. Menuju tempat dimana manusia menginginkan kehadirannya. Juga tepat pada waktunya, meski terkadang mendung menghambatnya untuk datang. Matahari selalu tepat waktu. Menjanjikan cahayanya seperti janji kepada Tuhannya..

Tapi..
Pagi ini berbeda. Aku merasa asing karena terbangun di tempat dan kondisi yang tidak aku kenal. Yang tidak pernah aku kunjungi atau bahkan aku temukan sebelum ini. Aku merasa asing, tetapi tubuhku berjalan seolah sangat faham setiap lekukan dan keadaan tempat ini. Hanya saja, aku merasa tidak sama sekali tau. Benar-benar asing..

Kemudian di tempat asing lainnya, entah itu siang, entah itu malam, fikiranku merasa semakin tidak tau, aku dimana? Tempat apa ini?.. tetapi tubuhku terus berjalan dan bertegur sapa pada orang-orang yang keliatannya tidak jelas difikiranku. Mereka itu siapa?

Aku tidak sedang gila..
Kenyataannya tubuhku berjalan dan bertingkah laku sangat normal seperti biasanya. Tertawa dan bercanda gurau juga lumrah seperti keadaan-keadaan sebelum ini..
Yang aneh adalah fikiranku.. karena bekerja sangat tidak sinkron dengan tubuh, dengan perilaku.. Aaahhh aku bingung... Aku sedang dimana???

Sampai pada akhirnya.. aku menemukan satu wajah yang jelas dan nyata difikiranku. Iya. Itu kamu....
Aku tau betul itu wajahmu. Itu senyummu. Itu sapamu..
Seseorang yang beberapa saat ini menjadi bagian yang sangat dominan difikiran dan dihatiku, yang menjadikan aku seperti pecundang karena mendamba yang tidak bisa dimiliki.. Tidak.. ini salahku. Karena menjadikan posisimu jauh lebih sulit dari sebelumnya..
Meskipun pada kenyataannya, aku dan kamu sama-sama “tidak punya yang memiliki” selain ayah dan ibu tentunya..
Entahh.. ini rumit.. Aku hanya bisa melihatmu tersenyum. Lalu menyapaku. Atau sekedar melihat kegiatanmu dari kejauhan.. Iya.. memang ingin rasanya.. berbagi canda, bergurau, atau berbicara lebih banyak denganmu.. Tapi kenyataannya.. ..
Di buku ini tidak tertuliskan tentang ceritamu dan ceritaku,, tidak dijelaskan bahwa kita dipertemukan untuk kemudian menciptakan cerita seperti romeo dan juliet atau kisah asmara seperti di negeri dongeng. Tidak ada..
Jadi.. hanya sebatas itu.. memandangimu dari kejauhan.. dan tersenyum lagi. Meski nyatanya aku tersenyum sendirian tidak dengan kamu..

Lalu aku pergi membawa senyuman sepi ku, dan membuka mata (lagi)..
Nampak dinding kamar yang putih, juga bertabur dengan wall sticker bunga berwarna merah muda. Dengan gantungan dan tumpukan2 jilbab di dinding bagian lainnya. Aaaahh ini kamarku... Sekarang fikiranku sudah jelas...
Aku sudah kembali setelah berjalan jauh di media alam bawah sadar yang aku sebut “MIMPI”...
Dan pun baru aku sadari.. Bahkan di alam MIMPI saja.. Kita tidak ditakdirkan untuk bersama.. Lalu.. Bagaimana dengan kenyataannya???

Aaaahh.. sepertinya aku harus mandi.. Dan menyegarkan kembali fikiranku yang hampir begitu berantakan tadi malam.. “di tempat yang asing” ....


Virqi,
Semarang

11 12 13 ....

Jumat, 22 November 2013

Buah Mangga yang Aku Kupas Malam ini...

Buah mangga ini sepertinya sudah ranum. Beberapa hari yang lalu seorang teman dekat membawakannya dari kampung halaman, sebagai buah tangan tentunya. Ada lima biji buah, tiga hari yang lalu masih segar, hijau dan belum matang. Tapi malam ini sudah mulai ranum dan dagingnya mulai lembut. Aah mungkin aku coba kupas satu untuk memastikan bahwa mangganya sudah benar-benar matang. Lalu aku pilih yang paling lentur, Iya, ternyata itu buah yang ukurannya lebih besar dari buah yang lainnya. Aku kupas pelan-pelan dari pangkal ke ujung, dari samping ke samping lagi hingga benar-benar bersih. Kemudian nampak warna yang kuning segar, yang membuat liur ku perlahan menetes dari langit-langit mulut ke pangkal lidah dan memenuhi rongga mulut. Hmmmmm... sepertinya segar sekali..Aku suka. Suka sekali mangga. Apalagi ini gratis.. hahaaa lalu aku tersenyum sendiri...

Kemudian perlahan-lahan aku fillet daging mangga tersebut dibagian punggung atas, dan lagi dari pangkal ke ujung. Kata orang jaman dulu, pamalik kalau mengupas kulit dan daging mangga dari ujung ke pangkal. Kalau menurut saya, bukan karena pamaliknya, tapi karena kenyataannya mengupas dari ujung ke pangkal itu malah lebih sulit. Iya, itu secara logika, bukan mitos..
Lalu belahan itu aku potong menjadi dua, meskipun masih saja terlihat besar untuk masuk ke mulutku yang notabene berukuran kecil. Dan akhirnya perlahan-lahan aku lahap dari ujung yang besar, kuning, berair, dan manis, sampai digigitan terakhir. Nikmat sekali. Ciptaan Tuhan mana lagi yang tidak bisa di suguhkan kalimat "SUBHANALLAH".. Nikmat sekali ciptaanMu ini.. Terima kasih.. karena menjadikan yang segar seNikmat ini. Menjadikan yang tumbuh seManis ini.. Terima kasih.. :)

Lagi,
Aku fillet bagian sisi lainnya, kemudian melahapnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit.
Kali ini lain. Justru lain lagi yang aku fikirkan. Karena didalam fikiranku malah tiba-tiba ada kamu. Tiba-tiba mengingatmu. Sederhana sekali. Karena acapkali membeli mangga, biasanya selalu ada kamu. Selalu memakannya berdua denganmu. Kamu yang mengupas, lalu aku hanya menunggu dan meminta bagian belahannya, separuh-separuh denganmu. Rasanya menyenangkan. Karena acapkali melahap mangga bersamamu, aku selalu merasa kurang, selalu merasa ingin mendapat bagian yang lebih besar. Selalu ingin lagi dan lagi.
Karena acapkali ada kamu. Makananku pasti akan habis. Jadi aku takut tidak kebagian. Kemudian menjadi "rebutan".. Aahh itu jauh lebih menyenangkan. Tidak seperti malam ini, aku mengupas sendirian, membelah bagian demi bagian sendirian, dan melahapnya pun sendirian. Itu pun belum habis aku sudah merasa "kekenyangan"...

Begitu..
Memang dengan begitulah aku jadi suka. Menyenangkan. Berbagi tawa, canda, bahagia, sedih, duka, juga "berebut" makanan yang paling aku dan kamu suka. Atau hanya sekedar menghabiskan makananku ketika aku tak sanggup lagi menghabiskan apa yang seharusnya habis. Iya, itulah kenapa semakin hari kamu semakin besar dan aku tetap saja mungil dan kecil. Tapi aku suka.. meski sering kamu marahi karena aku jarang menghabiskan makananku. Aku tau. sampai sekarang kamu masih tidak suka aku begitu.. Tapi aku juga tau.. kamu lebih memilih membiarkannya, daripada aku paksakan malah akhirnya keluar semua karena lambungku tidak menerima. Aku tau.. karenanya aku suka.. menjadikanmu seseorang yang akan selalu tau tentangku.. Mengerti aku....

Karena katamu.. Kamu lebih mengerti aku daripada diriku sendiri..
dan Juga kataku.. Aku lebih mengerti kamu daripada dirimu sendiri..
Jadi kita saling membutuhkan disini..
Hingga lupa tentang fikiran untuk terlalu mendambakan yang lain, yang kita inginkan..
Aku tau..
Bukan aku yang paling baik.. bukan juga kamu yang terbaik...
Kita ada disini untuk saling membutuhkan.. untuk saling mengerti..
dan aku tersenyum lagi...
kali ini senyumanku lebih dalam.. karena sepertinya mataku sudah mulai berlinang...

Aaahh aku rindu.. meskipun baru beberapa jam lalu aku melahap nasi dan lauk waktu makan malam di depanmu...

Hingga aku lupa bahwa mangga yang aku potong belum habis. Dan lagi aku lahap perlahan-lahan sampai benar-benar habis, benar-benar bersih. Karena memang harus habis, meski tidak ada kamu. Mangga ini harus habis..

Sampai kemudian, nada ponselku berbunyi. iya.. tentunya pesan singkat darimu. Walaupun hanya sekedar kata "PING!!!!".
Iya sayang..
sama...
Aku juga sedang memikirkanmu... :')
Aku juga rindu.......


Virqi,
Semarang, 22 Nov'13

Selasa, 19 November 2013

(Dulu), di bangku kelasku ..

Jalanan ini indah.. ada beberapa kesejukan diantara gersang berdebu dengan hijaunya dedaunan, dan beberapa kicauan burung gereja bergurauan menghinggapi padi pak tani..
Indah..meski tak seindah jalanan sejuk di perbukitan menuju Dieng Plateu Jawa Timur..
Meski tak sesejuk jalanan diantara embun paginya wisata Ketep di Jogja..
Meski mendung dan hujan tak memberi kabut tebal seperti di wisata Umbul Sidomukti Semarang..
Meski tidak seperti itu.. Jalanan ini akan tetap indah bagiku.. Jalanan yang dulu pernah kita lewati bersama, berjalan kaki di fajar sambil menanti mentari pagi.. atau hanya sekedar mencari ketenangan hati.. Di jalanan sekitaran tempat tinggal kosku dan kosmu yang jaraknya hanya memang satu rumah tepat di belakang kosku. Jalanan menuju gedung sekolah tercinta yang sekarang hanya menjadi tempat yang paling aku rindu.. Jalanan yang menjadikan kamu dan aku tertawa sepanjang jengkal langkah kaki, sepanjang sapa dari hati ke hati.. Atau saat kamu selalu suka mengusap dan mengacak-acak rambutku sambil mengatakan "aku cinta kamu".. Iya, saat itu hijabku masih sering aku lepas. Jadi kamu masih bisa mengacak-acak rambutku (dulu).. hahaa.. Kemudian aku tertawa sendiri mengenang itu.. Bedanya sekarang aku tertawa sendiri tanpa kamu..


Lalu aku duduk disini, di ruang kelas yang dulu menjadi favoriteku untuk bercanda dan bergurau bersama teman-temanku. Juga tempat dimana aku dan kamu bisa mencuri waktu ditengah pelajaran untuk saling menatap mata antar mata, kemudian tersenyum malu. Juga menjadi tempat yang paling banyak waktunya untuk bisa melihat senyuman dan tawamu. Meskipun tidak selalu bersama, meskipun tidak selalu duduk berdua, karena memang kursi di kelasku hanya untuk satu satu. Meskipun tidak selalu berdekatan. Iya. begitulah cara kita.. Menempatkan posisi bahwa di sekolah adalah tempat untuk belajar, tempat untuk menggali ilmu. Lalu aku tersenyum lagi.. mengingat kelalaianku yang selalu datang terlambat dan mendapati tempat duduk bagian depan tepat didepan meja guru, juga tepat didepan bangkumu. Bagi sebagian yang lain, berdekatan dengan pasangan itu menyenangkan, tapi ini bedanya kami. Aaaahh suasana sedekat itu menjadi tidak nyaman bagiku dan bagimu. Karena pasti akan selalu menjadi favorite guru untuk menciptakan keisengannya mengusili aku dan kamu... Iya. seperti itu dulu kamu..juga aku.. :)

Kepalaku menengok ke bagian belakang. Di kursi paling belakang. Sekarang aku ingat sesuatu yang lain. Saat aku duduk sendiri sambil menekukkan kepalaku, kemudian kamu datang dan duduk tepat didepanku. Semanis itu, menanyakan alasan kemurunganku. Menenangkan aku. Atau hanya cukup menghiburku dengan tawamu. Itu menyenangkan. Aku rindu.. karena pun aku tau, otakku tidak lebih pintar dari kamu. Jadi Matematika akan tetap menjadi favoritemu dan Bahasa Indonesia akan tetap menjadi favoriteku. Kita se-BEDA itu tapi se-menyenangkan itu. (dulu)..



Aku ingat di antara dinding paling belakang di kelas, kamu duduk di lantai, kemudian bermain gitar didepanku sambil menyanyikan lagu Sheila On 7 yang berjudul Terimakasih Bijaksana. Kamu tau? hari itu pertama kali aku rela jatuh pada cinta terhadap petikan jemarimu di dawai gitar, aku jatuh pada cinta di tiap lirik dan nada yang kamu nyanyikan dengan indah, aku jatuh pada cinta tepat pada hati yang sengaja kamu siapkan untukku saat itu. Dan hingga detik ini.. Lagu itu masih tetap menjadi favorite nomor satu di daftar lagu-lagu ku.. Juga kisah paling favorite diingatanku.. meski itu sekarang (masih)..

Itu semua DULU..
karena sekarang kamu dan aku punya bagiannya masing-masing, punya ceritanya masing-masing. karena sekarang di tempat ini, di kelas ini. Aku sengaja mengingat semua yang pernah ada. Mengingat semua keindahan yang pernah KITA cipta. Sengaja membiarkan otakku mengenang semua perjalanan suka dan duka. cinta dan bahagia. lalu tawa dan canda. Juga kelucuan-kelucuan kita. Sampai semuanya benar-benar aku ingat untuk kemudian aku tinggalkan. Juga disini. Di ruang kelas ini. Tempat dimana Kita mulai. Tempat dimana juga harus aku tinggalkan.
Hingga nanti saat kita bertemu lagi..
Kita akan tetap bisa tertawa lagi,
bisa bercanda lagi,
bisa berbagi kelucuan-kelucuan lagi.
bisa bahagia lagii...

Bedanya..
Kita tidak lagi melibatkan HATI di dalam tiap-tiap laku nya.. :)

Virqi
Semarang, 19 Nov'13

Senin, 18 November 2013

Tidak sedang Kehilangan(mu)..

Jika hujan hari ini masih sama dengan hujan kemarin. atau hujan hari ini juga sama dengan hujan(mu) di tempat yang lain?? Mungkin definisi hujan secara logika akan tetap sama. Bedanya jika hati yang mengubah kalimat dan kata-katanya sehingga definisi hujan menjadi lebih luas maknanya..

Tapi.. hujanku sama kan dengan hujan(mu)..?
Aku hanya ingin tau. Mungkin tidak sama. Beberapa tempat terkadang memiliki waktu untuk diturunkannya hujan dengan jeda yang tidak sama. Aku tau. Tidak akan selalu sama. Mungkin.
Seperti halnya Tuhan menciptakan Aku juga menciptakan kehadiran(mu) di kehidupanku. Mungkin tidak untuk selalu bersama. Mungkin, untuk keperluan yang lebih mendesak nantinya. Iya. Seperti kehilangan(mu) misalnya. Itu salah satu keperluan yang Tuhan ciptakan untukku. Untuk mengerti sendiri apa sesungguhnya makna kehilangan setelah benar-benar merasakan, setelah benar-benar tau.. Kemudian mengerti.

Sehingga hari ini hujanku hanya akan tetap menjadi hujanku setelah keperluan ku tentangmu sudah tidak lagi ada. Lebih tepatnya setelah kehilangan(mu) dalam jangka waktu yang tidak ingin aku ingat.
Aku tidak ingat..

Yang aku ingat hanyalah tentang semua hal tidak akan selalu sama, tidak.
Seperti ketika aku mencintaimu, tetapi kenyataannya kamu tidak.
Seperti aku terlalu mengharapkan keberadaanmu, tetapi kamu tidak,
Seperti aku yang selalu membutuhkanmu, tetapi kamu selalu tidak...
Jadi sekarang pun aku berusaha merubah hal yang tadinya "IYA" menjadi "TIDAK"
yang tadinya "ADA" menjadi "TIDAK ADA"..sehingga yang tadinya "SELALU" menjadi "TIDAK PERLU".. Begitu seharusnya aku..
Mengubah kembali kata "kehilanganmu" menjadi "tidak pernah lagi ada kamu"..
Karena mungkin dengan begitu.. Aku juga tidak perlu menuliskan cerita tentangmu lebih banyak lagi di bagian Judul yang ini..
SELESAI .
Belum..
masih ada lagi...
Judul cerita ini sedikit salah aku tuliskan..
Karena "kata yang pertama" seharusnya tidak ada.. :')

Virqi
Semarang, 18 Nov'13

Jumat, 15 November 2013

Karena PERNAH, Lalu....

Aku pernah disakiti, pernah merasa sangat sakit tapi tidak secara fisik melainkan hati. Aku pernah.
Jadi ini bukan hal baru bagiku jika masih ada lagi yang akan mencoba memberi sakit yang lebih banyak lagi ke dalamnya. Karena seberapa hebat pun disakiti berkali-kali, dijatuhkan berkali-kali. Nyatanya hatiku masih sekuat ini, masih seutuh ini, dan masih bisa bangkit pun berkali-kali. Hingga luka dan hinaan hanya akan menjadi bagian yang memang seharusnya ada. Menjadi hal yang sudah sewajarnya ada.



Aku tidak mengeluh, bagaimana bisa aku mengeluh sedangkan hatiku bisa setegar itu berdiri. Dan bisa bangkit lagi meski berjuta-juta kali disayat oleh sembilu. Dari perlakuan yang tak mengenakkan. Dari rasa perihnya ditinggalkan. Dari rasa kecewanya dikhianati. Dari ucapan-ucapan hina yang menghujani. Dari caci maki yang terngiang-ngiang sampai berhari-hari. Apalagi hanya sekedar disakiti karena ingin dibalas dendamkan sejak pernah tanpa sengaja aku sakiti. Aku biasa dengan itu. Aku tidak apa-apa. Bagaimana bisa aku mengeluh? sedangkan hatiku setegar itu :)

Untuk setiap kata. untuk setiap kalimat. untuk setiap laku. untuk setiap perlakuan. untuk tiap-tiap kejadian. Aku pernah jatuh. dan Juga pernah menjatuhkan. Aku pernah disakiti. Aku juga pernah menyakiti. Aku pernah ditinggalkan. Aku juga pernah meninggalkan. Aku pernah di caci maki. Mungkin juga tanpa kusadari aku pernah mencaci maki...
Aku pernah..
Karena pernah lalu aku tidak menghakimi. Justru aku memaklumi. Begitulah rasanya jika berada di posisi "seperti itu". Seperti apapun posisi itu.. Aku tidak berani menghakimi bahwa kamu atau dia, atau mungkin mereka itu KEJI. karena sengaja menjadikan yang semulanya baik-baik saja, menjadi sesakit ini...
Aku baik-baik saja. tidak apa-apa. Aku pernah salah. Pun pernah disalahkan. Jadi aku memaklumi..

Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja.
Sudah aku jelaskan tadi. Aku pernah salah. Pun pernah disalahkan. Pernah jatuh. Pun pernah menjatuhkan. Pernah disakiti. Pun pernah menyakiti. Pernah di benci. Pun pernah membenci. Pernah dikhianati. Pun pernah mengkhianati.
Karena PERNAH lalu aku tidak menghakimi. Justru aku memaklumi..
Jadi..coba tukar posisimu menjadi posisiku. Lalu kita ulangi kalimatku tadi. Kalimat itu sudah aku ulangi DUA kali..
Sekarang yang terakhir. Iya. Karena PERNAH lalu aku tidak menghakimi. Aku lebih suka memaklumi.

Virqi,
Semarang 15 Nov'13

Selasa, 12 November 2013

Hujan dan Piawainya Sang Teduh..

Sebelum sekarang hujan menderai sederas ini,
aku masih berkeringat karena terik mentari yang menyengat semenjak tadi pagi...
Sekarang sudah semakin sore, dan sebentar lagi petang menjemput malam.
Hujan ini sedang asik memandikan bumi dengan airnya..
Kemudian menjadikan waktu beberapa jedaku terkulai kaku karena harus mengingat(mu), yang (pernah) ada..
dulu..
saat hujan mampu menawan mu bersamaku agar bisa lama dan lebih lama lagi berdua denganmu..
atau setidaknya menatap senyumanmu lebih lama.
Bergurau dan bercanda tawa sebahagia itu..

Juga mengingat beberapa bahagia saat berlari-larian ditengah lapangan sekolah jaman putih abu-abu ku (dulu)..
dan mulai lupa akan usia karena terlalu asik menyulam tawa serta gelak canda yang seramai itu..
seindah itu..
Aku ingat.. lalu menderaikan beberapa tetes air mata sambil menatap Hujan yang semenjak tadi masih senang juga menyiramiku dengan cipratan-cipratan kecilnya..
Dingin.. 
Tapi indah...


Aku Rindu..
Jika hujan datang dan aku sendirian, fikiranku menjadi tidak karuan..
Masih merindukan banyak hal yang sekarang hanya bisa diulangi dalam "ingatan", merasakan indahnya hanya bisa di dalam sana, di "ingatan".

Karena
Yang paling menggemaskan dari Hujan adalah "Kenangannya"..
Tentang bau tanah..
Tentang deras atau gerimis..
Tentang jalan yang tak nampak oleh kabut...
Juga tentang cerita dimana ada secuplik bahagia yang dulu (pernah ada)..
Tapi nyatanya itu hanya ada saat Hujan turun..
Karena pada akhirnya Teduh menjanjikan bahagia yang lebih indah....

Seindah memikirkan bahwa yang indah adalah KITA yang mengkreasikan cinta dengan Bahagia nya masing-masing..
dengan ceritanya masing-masing..
Begitulah teduh berani menjanjikan yang lebih..
dan KITA.. pun harus berani menjanjikan diri sendiri untuk berani bermimpi lebih...
kepada Hujan untuk Teduh..

Hai Hujan yang menunggu Teduh dengan Senyuman 



Virqi W. Bianti
Sebuah cinta untuk Hujan..
dan Sebuah sayang untuk Penantian Teduh..
Semarang, 121113.

Kamis, 07 November 2013

Di sepertiga malam(MU)..

Malam..
Iya. Malam..
Tetap cinta akan hiasan malam..
Bagaimana bisa aku mnginginkan yang lain jikalau malam memberiku lebih..
Aku hanya jatuh cinta pada malam..
Oh tidak aku salah..
Aku mencintai TUHANku lebih lebih dari malam..
yang Menciptakan malam seindah kelamnya..
Juga menciptakan siang seindah terangnya..
Pun masih rela mengizinkan keningku menyapa_Nya dalam sujud di sepertiga malam..
Untuk mencintai_Nya lebih dari sekedar malam dan fana nya alam..
Mencandu cinta_Nya lebih dari sekedar butuh penerang di kala kelam..
Iya. Aku kecanduan cinta dari_Nya.
Selamat malam! :)

Virqi
Semarang, 07 Nov'13

Rabu, 06 November 2013

Satu Jam Lalu masih Tengah Malam, sekarang?

Gerah..
malam ini cuacanya sangat gerah. Untuk lelap tidur pun itu susah. Lalu aku memilih untuk duduk sambil membuka pintu kamarku agar secercah udara mampu masuk dan memberi udara segar lainnya, sehingga gerah tidak senyata ini..
Kemudian tanganku gatal karena ingin asik bermanjakan ketikan demi ketikan pada layar Notebook Pink ku. Iya. Sekarang jemariku sedang asik bercengkrama dengan keyboard kecil ini...

Sementara hanya terdengar senyap sepi diantara pertengahan malam yang sudah lewat kira-kira satu jam yang lalu. Hanya tinggal tersisa percikan syahdu malam dengan paduan heningnya, atau sekelibat terdengar suara kendaraan bermotor lewat memecah hening malam...
Tetiba saja listrik padam, menyergap malam yang sunyi dengan kegelapan, ditambah dengan merdunya nyanyian jangkrik malam. Yang aku fikir sepertinya tadi tidak terdengar.. sedang aku masih asik bergurau dengan layar dan keyboard ini. Sementara kipas angin tak lagi bisa berputar karena daya listriknya padam. Begitu pun suasana yang masih juga gerah, dan sekarang semakin gerah (lagi)..

Bagaimana ini?
Aku sudah tidak bisa tertidur lagi. Notebook ku sebentar lagi padam karena daya nya sudah hampir habis..
Sementara listrik masih belum dinyalakan juga.
Tapi aku masih ingin berlanjut ria mengolah kata..
Aaahhh sepertinya lebih baik aku tidur saja..
Ini sudah lebih dari Larut malam..
Tubuhku butuh dari hanya sekedar mencandu lelah dengan lelapnya istirahat di waktu malam..
Aku harus tidur..
dan lelap di buaian malam..
Iya...
Selamat malam..! :)

Virqi,
Semarang 6 Nov'13

Senin, 04 November 2013

Istimewa Bagi(ku), Ya begini..

Tidak ada yang istimewa hari ini..
Tidak ada..
Hanya beberapa hembusan angin membawa debu di pertengahan terik siang, atau sekedar panas yang menyengat di kala matahari sedang sangat-sangat bahagianya menerangi.. Juga sesekali hujan membasahi debu yang terbengkalai karena tak dihiraukan oleh air yang dibasahi oleh tangisan awan.. Mungkin karena beberapa bulan yang lalu awan sedang sangat-sangat bahagianya, sehingga lupa untuk sekedar bersedih sendu, apalagi menangis...
Mungkin..
Kata "mungkin" ini mengindikasikan bahwa semua pernyataan yang aku tuliskan belum tentu benar adanya, bisa saja salah, bisa saja tidak benar, bisa saja sangat-sangat salah dan tidak benar. Iya. Jangan Percaya.
Karena mungkin..
Ada banyak hal istimewa yang tidak aku sebutkan karena LUPA. Tapi jangan salahkan aku jika masih bisa menyempatkan diri untuk LUPA. Iya. Aku manusia. Yang diciptakan sempurna oleh Tuhanku (Allah). Yang masih bisa Melupa dan Khilaf sekali atau bahkan "mungkin" berkali-kali..

Karena sebenarnya.. Setiap hari itu bagiku istimewa..
Tidak muluk-muluk meminta yang lebih dari ini. Satu nafas yang Tuhan berikan untukku itu Istimewa. Karena tanpa Nafas, kamu bukanlah kamu hari ini. Bukan. Jadi masih mampu bernafas itu istimewa. Masih mampu Tertawa dan Tersenyum itu istimewa. Masih bisa bersedih dan tertawa itu istimewa. Masih bisa mencintai dan dicintai itu Istimewa. Juga memiliki orang-orang yang peduli disekitarmu itu Istimewa..
Tidak harus meminta yang muluk-muluk, yang lebih dari ini. Karena Tuhan mencintaimu dengan Istimewa. Percaya itu. :)

Virqi,
Semarang 4 Nov'2013.

Minggu, 27 Oktober 2013

Alone or U're gonna be Lonely..

I like drinking milkshake alone and reading alone. I like riding a motorcycle alone and walking home alone. It gives me time to think and set my mind free. I like eating alone and listening to music alone. But when I see a mother with her child, a boy with with his lover, or a friend laughing with their bestfriend, I realize that even though I like being alone, I don't fancy being lonely. The sky is beautiful, but the people are sad. I just need someone who won't run away, hopefully. :')

Rabu, 23 Oktober 2013

Mengingatmu (Lagi)..

Aku ingin menuliskanmu dengan indah malam ini, dengan bahasa yang aku rangkai serupawan mungkin, sebenar mungkin.. seperti kamu..

Beberapa waktu sebelum ini hatiku buta karena terlalu bahagia menceritakan orang lain yang tidak semestinya aku bangga-banggakan. Karena nyatanya memang tidak ada.
Aku nampak sangat bahagia menjadikan orang lain selain kamu terlihat sangat sempurna, sebisa itu menciptakan tawa diantara kerutan bibirku, hingga pipiku terlihat lebih menonjol karena terangkat ke atas, lalu mataku menyipit karena terdesak oleh pipiku..
Begitu..
Tapi kenyataannya, orang lain hanya akan tetap menjadi orang lain. Orang lain yang tidak pernah tau bagaimana caranya mencintaiku dengan benar, tidak se-benar kamu. Secara nyata, cuma kamu yang mampu mencintaiku dengan cara yang paling benar, aku tau itu.
Hanya saja aku lupa...
Karena terlalu kalut melihat pelangi yang baru saja muncul ketika hari baru saja berhenti dari hujan yang lebat. Aku lupa. Bahwa matahari tidak pernah berhenti menerangi pagiku hingga petang, bahkan bersama bulan pun yang mampu ia terangi untuk malam.. Aku lupa..
Sehingga aku berfikir bahwa tanpa kamu aku baik-baik saja.. seperti tanpa matahari aku akan terbiasa, karena sepertinya pelangi lebih indah daripada matahari...

Aku tau itu.. aku tau ini salahku..
Mengingat pelangi begitu indah.. sementara kedatangannya tidak pernah jelas. tidak selalu ada.
Dan bergaya seolah mampu hidup tanpa matahari.. sementara matahari selalu ada sepanjang-panjang hari yang selalu aku butuhkan.. dan tanpanya.. apa jadinya aku..
Akhirnya aku tau itu..
Lalu mengingatmu (lagi)..

Selasa, 22 Oktober 2013

Karena di hidupmu aku Hidup..

Tadi malam..atau Kemarin, atau hari-hari sebelum tadi malam..
Aku (Sempat) berfikir ingin segera pergi darimu,
ingin berusaha lekas-lekas menghilang dari kehidupanmu, juga dari kasih sayangmu...
Beberapa hari sebelum tadi malam..
Aku kehilangan fikiranku tentang kamu, apalagi tentang mencintaimu..

Di dalam anganku, hanya ada (dia) yang sedang merajai alam bawah sadarku, membawaku untuk berandai-andai bahwa hidup dengannya akan banyak disediakan rasa bahagia.
Bahwa dengan menggenggam jemarinya, aku akan tidak serumit ini.
Meski semua angan dan pengandaianku hanya berada secara timpang karena adanya hanya difikiranku, tidak di fikiran dia. Hanya aku yang mengharapkan pengandaian itu nyata, sementara dia, tidak jelas apakah iya apakah hanya karena otakku terlalu berfikir dia akan berfikiran yang sama denganku. Dan pada nyatanya sampai sekarang pun aku (masih) tidak tau....
Beberapa hari sebelum tadi malam..
Fikiranku tidak sedang mengingatmu, apalagi mencintaimu.

Sampai akhirnya..
Tadi malam, malam menuju fajar, saat sebagian besar insan sedang beristirahat dalam lelapnya tidur. Jari-jemariku terlalu egois menuliskan kata demi kata, kalimat demi kalimat, hingga memenuhi teks pesan di ponselku, kemudian laporan terkirim dengan jelas atas namamu.. Lalu aku tertidur dan berharap saat bangun kamu akan membacanya lalu menghubungiku..

Aku membuka mata, aah (lagi) aku terbangun lebih lama setelah matahari terbit, tapi.. tidak ada satupun pesan teks di ponselku. Tidak ada pemberitahuan apapun bahwa kamu telah menghubungiku. Aku (kecewa), kemudian berfikir sangat lama.
Fikiranku lalu hambur tak karuan. Aku takut kamu sedang berfikir sangat lama, aku takut kamu sedang diam dan bersedih dalam dimensi fikirmu yang tidak aku tau. Aku takut kamu sedang menyimpan sendu itu sendiri... Semakin lama hatiku tak menentu. Aku (takut) lagi untuk berfikir setelah ini akan hidup tanpa kamu. Rasanya tak karuan kataku.

Sampai kemudian kamu menghubungiku dengan nomor lain. Aku (masih) takut dengan itu.
Tapi......
Jauh di luar fikiranku. Jauh dari apa yang aku bayangkan.
Kamu memintaku untuk menemanimu pergi seperti biasanya, seperti tidak terjadi apa-apa, seperti hari-hari lainnya.

Aku masih bingung..
Hari ini kamu manis sekali, senyummu, tawamu, dan juga canda-candamu. Ada apa denganmu??
Rasanya sangat bahagia bisa bercanda tawa denganmu setelah beberapa saat sebelum ini rasanya sangat kelabu. Rasanya tidak ada lagi yang perlu aku perjuangkan tentang kamu.

Tapi, ada apa denganmu??
Hari ini kamu manis sekali, memanjakanku dengan candamu, dengan kelembutanmu??

Aahh.. bagaimana bisa semalam aku mengirim pesan teks ingin (meninggalkanmu) dan pergi mencari yang lebih baik darimu, ketika saat ini aku justru sangat ingin berlama-lama dan terus bersama-sama denganmu.. Bagaimana mungkin... Aku tidak tau..

Kemudian lidahku kelu. Dan bertanya. "kenapa pesanku tadi malam tidak ditanggapi??", dengan rasa takut aku berusaha menerima apapun jawabanmu.
"tadi pagi, sebangun tidur dengan mata masih sangat mengantuk, pesan itu masuk bertubi-tubi di ponselku, tapi tanpa aku sadari, sebelum sempat membaca, pesan tersebut tanpa sengaja ter-delete, dan kemudian aku tertidur lagi". Begitu katamu..

Lalu aku menarik nafas panjang sampai beberapa detik, dan mengeluarkannya pun lama sampai beberapa detik pula. (Terimakasih Tuhan) kau telah memberiku kesempatan berfikir lebih dalam terlebih dulu.

Sampai pada akhirnya aku memilih untuk tetap disini.
Di pundakmu (lagi).

Karena kapan pun juga aku meminta yang lebih baik darimu, Tuhan pasti memberiku lebih dari satu, bahkan banyak.
Tapi yang cukup aku tau. Seberapa pun banyaknya yang lebih baik dari kamu, kamu tetap satu, yang mencintaiku, dan menjaga bahagiaku dengan caramu, yang lebih mengerti aku daripada diriku sendiri..
Karena kamu cuma satu.. 
Aku memilih untuk tetap berada disini.. di hidupmu.. (lagi) ..
Karena nyatanya, dihidupmu aku hidup..

Virqi
Semarang, 22 Oktober 2013

Kamis, 10 Oktober 2013

For My Day ..

10 Oktober 2013
Selamat Ulang Tahun ke-21 Virqi..
Semoga kelak bahagia masih akan setia bersahabat pada nyatanya harimu..
Meski menuju bahagia kamu harus juga setia melewati banyak duka..
Semoga..
Banyak hal yang belum bisa kamu tuju di waktu yang lalu, masih bisa kamu kejar pada waktu di kemudian hari setelah hari ini..
Juga setiap angan yang masih kamu idam-idamkan sebelum ini menjadi nyata tepat pada waktunya..
Semoga..
Allah selalu menjadi panutan yang kamu Cintai sepanjang detik waktu dan tiap hirup nafas yang masih bisa kamu nikmati saat ini....
Serta cinta yang tumbuh sebelum kamu dilahirkan di kandungan Ibu mu.. begitu juga cinta pada sang Ayah yang rela bersusah payah untuk menghidupimu dengan rizeki halal nya...
Maka cintai mereka dengan tulus yang luar biasa dari hatimu...
Beserta adik-adik yang selalu ceria membagi bahagia dan tawanya untuk mencintaimu, tanpa pernah meminta hal lain selain juga cinta darimu...........

Selamat ulang tahun Virqi...
Tidak ada yang lebih bahagia selain menciptakan bahagia untuk orang-orang yang kamu cintai...
Juga kebahagiaan untuk dirimu sendiri.....
Semoga...
Belahan hatimu akan segera datang menjanjikan seluruh hidupnya untuk bahagia bersamamu..
Untuk mencintaimu.. dan mencintai anak-anakmu kelak.....
Jadi ... jangan terburu-buru untuk mengharap semua hal datang dengan cepat sayang...
Karena Allah sudah menyiapkan semua bahagia mu tepat di waktunya nanti...

Dan bahagialah untuk hari ini...
Simpan dulu duka mu...
Tersenyumlah................ untuk lembaran baru di usia 21...

Bismillahirrohmanirrohiiimm....

Rabu, 09 Oktober 2013

Bersama senja..Tanpamu..



Kamu tau??
Acapkali hari mulai senja..
Matahari berbinar jingga memasuki tiap rongga di ruanganku..
Seindah itu...
Hingga bising lalu lalang kendaraan pun mulai senyap.. sepi...
Seketika itu ingatanku kembali mengingatmu..
Sesederhana itu..
Fikiranku tercaci maki karena berusaha menghilangkan namamu di dalamnya..
Aaahh mana mungkin..

Mana mungkin kamu tau,
Sementara diantara jeda pertemuan kita, kamu hanya sebaik itu menyebutku sebagai kenalanmu.. sebagai seseorang yang pernah kamu tau..
Sebatas itu..
Kamu hanya sekilas waktu hadir tapi tak bisa pergi lagi dari fikirku..
Tak bisa sesegera mungkin untuk tak terngiang-ngiang di dalam otakku...
Aaah sayang sekali..
Jika saja saat itu aku memilih untuk Alpa agar tak bertemu denganmu..

Jika saja...
Jika saja aku diberi peluang untuk memilih...
Dalam hitungan detik jemariku akan mendekapmu seerat mungkin..
Sekuat mungkin..
Sehingga kelak aku tak harus terlunta-lunta melupakanmu seperti ini...
Sehingga aku tak harus mencari tau diam-diam tentangmu seMiris ini...
Aaahhh itu hanya “jika saja”..
Kenyataannya aku kehilanganmu (lagi).......................

Dan senja mulai redup..
Jingga yang berbinar mulai berganti dengan kelam..
Matahari sudah tak nampak lagi..
Hingga petang sigap datang membawa malam dengan cahaya bulan dan bintang...
Lalu senja ditinggalkan dengan diam-diam........
Bersama senja hari ini dan bertemu senja hari esok lagi dan lagi...
Aku masih kerap kali mengingatmu.... (lagi)


Virqi
Semarang, 08 Oktober 2013.

Jumat, 04 Oktober 2013

Jogja, Katanya ..

Jogja..
Katanya kota yang paling nyaman untuk jatuh cinta..
Saya beritahu..
Ketika anda membaca ini lalu bilang “Aaaah itu hanya katanya, Jatuh cinta bisa nyaman dimana saja, siapa yang tau.. entah itu di Jogja.. entah juga itu di Jakarta.. entah juga di Semarang.. Itu hanya ‘katanya’..”
Sekali lagi..
Jogja katanya kota yang paling nyaman untuk jatuh cinta.. Lalu ditinggalkan...
Jadi jika nanti Anda berada di Jogja.. Anda akan jatuh cinta.. tapi kemudian Anda akan ditinggalkan oleh bahagia dan nyamannya hanya disana.. hanya ditempatnya.. kemudian saat Anda pergi, Anda sadar bahwa ada bahagia dan kenyamanan disana yang sudah ditinggalkan...
Sudah sebaiknya Anda ciptakan sebagai kenangan..
Begitu seharusnya.........................................
Tulisan ini hanya diperuntukkan Jika anda bukan dari Jogja..
Karena sekali lagi saya katakan...
Jogja akan jadi kota yang paling nyaman untuk Jatuh Cinta.. kemudian Anda ditinggalkan...
Ditinggalkan oleh kenangan indahnya disana..
Begitulaah.. katanya...

Virqi
Semarang, 04 Oktober 2013

Minggu, 15 September 2013

Beberapa Saat sebelum Kamu Pergi..

Oleh: Virqi Wahyuning Bianti

            Beberapa jam yang lalu sepertinya ada dua orang yang pergi, tapi aahh sepertinya lebih dari itu. Mungkin tiga atau kali malah empat lima enam dan...bangku itu satu per satu termangu karena tak diduduki pemiliknya. Sepertinya baru beberapa saat lalu aku tertawa dan saling mengenal dengan menjabatkan kedua tangan masing-masing. Sepertinya...aahh..Mungkin setelah ini hanya akan jadi tempat yang kemudian akan sangat aku rindu. Dan masih saja aku duduk memperhatikan pemilik bangku itu pergi satu per satu..
***
Part I
            Pagi yang masih begitu cerah, bahkan matahari baru saja mengintip samar-samar di ufuk timur sana. Aku masih berjalan satu langkah hingga ratusan langkah dari kosan tercinta menuju kampus perdanaku. Mengenakan pakaian Putih dan hitam dengan pita biru dan kuning yang menempel di jilbab putihku. Sepatu ku pun berwarna hitam legam dengan wajah seadanya. Hitam, kusam, penuh dengan jerawat sebagai pertanda, inilah aku, mahasiswa baru yang datang seadanya dan pasrah apapun dikata seniornya. Masih sepolos itu, masih sangat mengIYAkan perintah dan mendengarkan apa yang harus didengarkan, melakukan apa yang seharusnya dilakukan.
                Duduk berbaris, makan berbaris, berdiri pun dengan barisan. “Aahh kak, rasanya kakiku mulai keram karena terlalu lama berdiri, atau karena malah terlalu lama duduk berdiam diri. Aahh kak, aku sangat sangat mengantuk, bisakah bapak yang berbicara di depan itu segera mempercepat pidatonya. Aaahh kak, kenapa terlalu banyak tugas dan kegiatan yang harus kami kerjakan..Aaahh kak.....”
            Demikian terus hingga lelah pun dilupakan dengan senyumanmu, candamu serta bahagiamu saat saling menjabatkan kedua tangan dengan menjanjikan bahwa  “Aku sekarang menjadi temanmu.. entah nanti jadi seperti apapun aku..kita mulai disini dengan mengenalkan namaku dan namamu.. entah nanti kita seAkrab itu, entah nanti kita bertengkar sehebat itu, entah nanti kita akan sangat membutuhkan sebutuh itu...Aku akan tetap jadi temanmu..Jadi keluargamu di Kampus ini..Percaya itu, hingga kelak mungkin kampus ini hanya akan menjadi kenanganmu dan kenanganku, Ingat saja..kita buka dengan hari ini..”
            Seperti itu..
            Kemudian janji itu dimulai semenjak jemarimu menjabat jemariku. Tanpa Kata. Semenjak itu kamu berjanji seperti itu terhadapku. Jadi aku pegang janjimu. Seperti itu...

***
Part II          
Malam ini mataku memburam hitam, ibu jariku legam dan memar keunguan. Jam sudah menunjukkan pukul 02.00 WIB. Tulisan ini belum aku selesaikan, masih ada setidaknya empat halaman lagi. Tapi yang ini juga masih belum aku kerjakan, masih setidaknya tiiga materi lagi. Aku sudah mengantuk, bahkan sejak pagi hingga petang aku belum sejenak pun mengistirahatkan jemariku. Sungguh, aku merasa seperti dianiaya oleh asisten-asisten di setiap praktikum yang aku jalani, yang begitu teganya membiarkan jemariku bekerja selelah ini. Padahal sebelumnya jemari ini biasa dimanjakan dengan keyboard serta layar monitor dikomputerku, sekarang harus membiarkannya terlunta-lunta menyelesaikan tulisan setebal itu dengan pena berwarna biru.

       Sempat beberapa saat aku ingin mengadu, ingin menangis, ingin meneriakkan betapa tersiksanya menyelesaikan ribuan kata dengan jemariku. Kemudian lagi Tuhan mengajariku bagaimana caranya menjadi lebih kuat lagi dan lagi. Menjadi semakin tegar lagi dan lagi. Menjadi lebih dewasa kian hari per hari. Hingga nanti aku dibiarkan untuk mampu hidup dengan mandiri. Aku dibiarkan sulit dan sesulit ini dari waktu ke waktu. Sampai akhirnya jemariku tak mengenal rasa ngilu, sampai akhirnya mataku tak mengenal rasa kantuk yang menggebu-gebu, sampai akhirnya pena biru menjadi sahabat paling mengerti bagi jemariku. Sampai akhirnya lelah itu sendiri lelah mengikutiku.. Aku masih bisa berdiri tegar seperti ini..Masih bisa tersenyum seindah ini,, ini juga berkat ada kamu..yang menepuk pundakku ketika aku lelap karena tertidur pulas, yang selalu menemaniku ketika aku merasa sangat sendirian, yang menguatkan hatiku ketika aku mulai menguraikan air mata, yang mau dengan ikhlasnya berbagi suka dan duka. Iya, seperti itulah mengapa aku masih saja selalu suka bersamamu.
***

Part III
Langkahku tidak berhenti hanya berada di dalam ruangan berbangku, dengan layarnya berupa papan tulis putih yang mulai kusam karena selalu beradu dengan spidol hitam. Tidak juga hanya mendengarkan materi yang dosen berikan lalu terkantuk-kantuk sambil bergaya seolah jemari menuliskan catatan-catatan penting. Padahal sedari awal hanya ada peta garis bergaris tak karuan karena pulas mencatat cerita dalam buaian kantuk...Aaaahh tidak, bagaimana aku bisa belajar jika catatanku kosong... 

Kemudian tercium bau khas yang tidak asing bersahabat dengan hidungku, bau amis ikan itu. “Jika satu langkah kakimu menginjakkan tempat ini, jangan biarkan hidungmu tertutup rapat-rapat, sebab kamu juga butuh udara untuk bernafas. Iya, aku serius mengucapkan ini untukmu, dengan tawa lembut untuk menghiburmu :D” . Inilah bau amis, bau yang akan menjadi akrab dalam ceritaku dan ceritamu, jadi jangan tutup hidungmu rapat-rapat, aku takut entah tak lama dari ini kamu akan sangat merindukan bau amis ini, di ruangan putih ini, di tempat yang penuh dengan reagen dan alat-alat kimia ini. Aku takut kamu akan terlalu rindu, jadi biarkan hidungmu mencium bau amis ini lebih lama.. Nanti kamu pasti akan merindukannya...Jadi jangan tutup hidungmu rapat-rapat, Laboratorium juga sahabat akrabmu disini..Percaya aku kali ini..dan lagi..

         Jadi kamu masih ingin mengenal tempat yang lain lagi? Kemudian kita beranjak sebentar ke Ambarawa. Disana aku menggandeng tanganmu untuk menikmati waktu selama 24 jam di pinggir kolam ikan tawar ini. Untuk sejenak menceburkan diri didalamnya dari jam ke jam, pengukuran demi pengukuran, dan dingin demi dingin. Hingga jam yang ke-24 aku dan kamu baru bisa meninggalkan kolam ini. Jadi jaga baik-baik tubuhmu yang kuyup di tengah malam karena kolam itu. Aku sediakan jas hujan dan juga jas Lab untuk menghangatkanmu. Tempat ini memang cukup menyiksa tubuhku dan tubuhmu selama semalaman penuh, tapi kita pasti bisa sehebat itu untuk melewati ini. Percaya aku lagi..aku masih takut kelak kamu akan merindu..jadi aku ingin kamu menikmatinya meski melelahkan..
***
Part IV

Angin malam menderu-deru ditubuh kecil ini, hempasan ombak terdengar riuh ingin membasahi kuyup pakaian tipis yang aku kenakan karena terburu-buru bangun ditengah malam. Di pinggiran pantai, iyaa..LPWP.. salah satu kampusku di Jepara. Tempat yang biasa digunakan untuk praktikum lapangan atau juga Ospek lapangan. Jadi..disinilah ombak pantai mulai akrab aku jadikan teman, atau ubur-ubur kecil akrab menyengat kulit kaki dan lenganku. Tempat dimana aku menjadi hitam karena kepanasan, tempat dimana aku mulai tak berdaya karena mabuk laut, tempat dimana jukung menjadi favorite untuk ditumpangi atau bahkan menjadi alat transportasi yang penuh dengan rasa ngeri. Tempat dimana aku dan kamu bisa tidur bersama-sama dalam mess dengan jumlah kasur yang seadanya, dengan kamar mandi seperti itulah rupanya. Tempat yang biasa saja, yang tidak ada istimewanya, tetapi menjadi sangat luar biasa karena kenangannya. Tempat kita..



            Beberapa langkah yang tak jauh dari tempat itu. Banyak sekali tambak yang menampakkan pesona akan ikan atau udang, atau juga rumput laut yang asik bertengger ria didalamnya. Tempat dimana aku pernah bersusah kaki harus melewati lumpur yang dalamnya setinggi pinggangku, hanya untuk sampai ke bagian seberangnya. Tempat dimana wajahku semakin tak rupawan dengan masker lumpur alami dari dasar tambak. Tempat dimana aku masih se’semangat itu melangkah dari satu tempat ke tempat lainnya. Masih sebahagia itu melihat tawa dan tangismu secara bersamaan. Masih seindah itu, saat itu.....
           
***
End Part   
Sesaat..semua hal menjadi sangat indah ketika mengingat kembali dimana masa-masa itu aku jalani. Yang sekarang semuanya hanya tinggal menyisa di bagian otakku yang paling berharga, yang lebih suka aku menyebutnya “kenangan”. Kenangan seindah itu yang aku ciptakan bersama kamu. Yang kita jalani dari sama-sama tidak mengerti, dari sama-sama tidak tau sama sekali... kita belajar bersama saling memahami, kita melangkah bersama untuk sama-sama mengerti. Untuk menciptakan ini dan itu, untuk menyukai ini dan itu, untuk bertengkar karena hal ini dan hal itu...Aku masih selalu bersamamu, percaya itu.

            Tapi tempat ini sekarang tiba-tiba asing. Bangku yang dulunya penuh mulai satu per satu tak ditempati lagi oleh penghuninya. Tempat ini lama-lama menjadi tidak sama lagi. Menjadi tak seramai itu lagi.
            Aku masih mengingat beberapa saat lalu kamu mencubit lenganku karena tertidur pulas di kelas, aku masih mengingat beberapa jam yang lalu kamu masih memanggilku untuk berlari lekas-lekas karena kuliah akan segera dimulai. Aku masih mengingat kemarin kamu masih tersenyum bahagia berjalan bersama-sama denganku. Sepertinya baru saja tadi aku bersamamu... Tapi... Bangku yang kau duduki hari ini kosong. Kamu tidak sedang bersamaku lagi, begitu juga beberapa bangku lainnya disekitarku..

            Diamku menyengajakan fikiranku mengingat semua tentang kamu. Membiarkan otakku dipenuhi semua angan tentang kamu. Beberapa saat sebelum kamu pergi.. Kelas ini masih sangat ramai..
                Tapi kini aku mengerti.......
            Kelas ini sudah diciptakan untukmu dan untukku seindah itu. Dengan datang bersama, kemudian berjalan bersama, dan susah sedih bersama.. Aku tau.. pada akhirnya aku dan kamu harus berjuang sendiri untuk menciptakan kehidupannya sendiri... Kali ini aku tidak bisa terus menerus menggandeng jemarimu setiap waktu, karena mimpi kita tidak sama. Jalan kita tidak sama... Kita punya jalan yang semestinya kita miliki dengan perjuangannya sendiri-sendiri.. Aku tau.... sekarang bukan seperti saat kita masih dibangku sekolah..Datang bersama kemudian pergi bersama... Kali ini kita pergi dengan perjuangan kita sendiri-sendiri..dengan cara kita sendiri, dan dengan waktu kita sendirii.... Kali ini begitu.. Aku harap kamu mengerti... Aku tidak bisa lagi memaksamu untuk tetap berlama-lama disini..

            Tapi bagaimana jika aku rindu?? Bahkan baru saja satu detik kamu tidak disini aku sudah merindu sehebat ini... Kita datang dari tempat yang berbeda, dari jarak yang berupa-rupa..dari tempat yang tak mampu aku jangkau dengan jarak pandang mata.. Entah itu kapan aku mampu menggandeng jemarimu lagi dan menyambung senyuman bersamamu lagi.. Entah kapan... Rasanya masih ingin berbagi tawa denganmu setiap hari ........................................ masih ingin.
                Aku tidak tau...
            Tapi aku masih ingat, dengan janji yang kau sampaikan saat jemarimu dan jemariku saling berjabat tangan mengenalkan nama masing-masing. Aku masih ingat.. seperti ini...
“Aku sekarang menjadi temanmu..entah nanti jadi seperti apapun aku..kita mulai disini dengan mengenalkan namaku dan namamu..entah nanti kita seAkrab itu, entah nanti kita bertengkar sehebat itu, entah nanti kita akan sangat membutuhkan sebutuh itu...Aku akan tetap jadi temanmu..Jadi keluargamu di Kampus ini..Percaya itu, hingga kelak mungkin kampus ini hanya akan menjadi kenanganmu dan kenanganku, Ingat saja..kita buka dengan hari ini..”
            
Dan janji itu masih sama... “Entah nanti kamu berada jauh dariku, entah nanti tempatku dekat denganmu, entah nanti mungkin aku tak bisa bertemu lagi denganmu, entah nanti aku bisa bertemu denganmu setiap waktu... Ingat saja..Aku tetap temanmu.. Tidak akan ada yang mampu menciptakan JEDA pertemanan selain Tuhan. Sampai kelakTuhan benar-benar memisahkan Aku dan kamu.....bukan soal jarak..bukan soal waktu..dimanapun tempatnya..Ingat saja..Aku tetap temanmu..”
            Jadi tetaplah seperti ini...kamulah temanku... sahabatku... keluargaku.... bahagialah mengejar impian kita... entah itu ada sembilan puluhan lebih mimpi dari keseluruhan jumlah kita.. sebanyak itu dan lebih lagi dari itu aku mengingat kamu.. seramai itu kamu menciptakan bahagia dikelasku... sampai suatu saat nanti.. kelas ini hanya akan jadi “Bukti Kenangan” tanpa kata yang berbahagia melihat alumni penghuninya mengukir sukses-sukses hidupnya di luar sana.....
            Jadi tetaplah seperti ini.........
            Kamulah sahabatku.. temanku .. J
            Beberapa saat sebelum kamu pergi..Kelas ini masih sangat ramai .. :’)


Special Dedicated for All of My Best Friend at THP (Teknologi Hasil Perikanan) 2009 FPIK UNDIP.

Terima Kasih untuk semua bahagia yang tidak bisa panjang saya ceritakan melalui kata-kata..
Bahkan satu hari bersama kalian bisa menjadi satu buku untuk dituliskan...Apalagi empat tahun... :’)
Mungkin tulisan ini tidak bisa selengkap itu..
Tulisan ini hanya bisa sebatas itu..sebatas membantu mengenang sekecil itu...
Selebihnya kenangan itu lebih banyak bahagia tersimpan di hati & fikiran kita masing-masing.....
Terima Kasih..
Selalu bahagia dipertemukan oleh kalian semua....


VirQi

Semarang, 13-14 September 2013


( Mohon maaf apabila ada pihak yang dirugikan dari penulisan ini dan apabila ada foto yang kurang sesuai.. foto diambil secara acak dari album yang saya miliki ) ...