Jumat, 22 November 2013

Buah Mangga yang Aku Kupas Malam ini...

Buah mangga ini sepertinya sudah ranum. Beberapa hari yang lalu seorang teman dekat membawakannya dari kampung halaman, sebagai buah tangan tentunya. Ada lima biji buah, tiga hari yang lalu masih segar, hijau dan belum matang. Tapi malam ini sudah mulai ranum dan dagingnya mulai lembut. Aah mungkin aku coba kupas satu untuk memastikan bahwa mangganya sudah benar-benar matang. Lalu aku pilih yang paling lentur, Iya, ternyata itu buah yang ukurannya lebih besar dari buah yang lainnya. Aku kupas pelan-pelan dari pangkal ke ujung, dari samping ke samping lagi hingga benar-benar bersih. Kemudian nampak warna yang kuning segar, yang membuat liur ku perlahan menetes dari langit-langit mulut ke pangkal lidah dan memenuhi rongga mulut. Hmmmmm... sepertinya segar sekali..Aku suka. Suka sekali mangga. Apalagi ini gratis.. hahaaa lalu aku tersenyum sendiri...

Kemudian perlahan-lahan aku fillet daging mangga tersebut dibagian punggung atas, dan lagi dari pangkal ke ujung. Kata orang jaman dulu, pamalik kalau mengupas kulit dan daging mangga dari ujung ke pangkal. Kalau menurut saya, bukan karena pamaliknya, tapi karena kenyataannya mengupas dari ujung ke pangkal itu malah lebih sulit. Iya, itu secara logika, bukan mitos..
Lalu belahan itu aku potong menjadi dua, meskipun masih saja terlihat besar untuk masuk ke mulutku yang notabene berukuran kecil. Dan akhirnya perlahan-lahan aku lahap dari ujung yang besar, kuning, berair, dan manis, sampai digigitan terakhir. Nikmat sekali. Ciptaan Tuhan mana lagi yang tidak bisa di suguhkan kalimat "SUBHANALLAH".. Nikmat sekali ciptaanMu ini.. Terima kasih.. karena menjadikan yang segar seNikmat ini. Menjadikan yang tumbuh seManis ini.. Terima kasih.. :)

Lagi,
Aku fillet bagian sisi lainnya, kemudian melahapnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit.
Kali ini lain. Justru lain lagi yang aku fikirkan. Karena didalam fikiranku malah tiba-tiba ada kamu. Tiba-tiba mengingatmu. Sederhana sekali. Karena acapkali membeli mangga, biasanya selalu ada kamu. Selalu memakannya berdua denganmu. Kamu yang mengupas, lalu aku hanya menunggu dan meminta bagian belahannya, separuh-separuh denganmu. Rasanya menyenangkan. Karena acapkali melahap mangga bersamamu, aku selalu merasa kurang, selalu merasa ingin mendapat bagian yang lebih besar. Selalu ingin lagi dan lagi.
Karena acapkali ada kamu. Makananku pasti akan habis. Jadi aku takut tidak kebagian. Kemudian menjadi "rebutan".. Aahh itu jauh lebih menyenangkan. Tidak seperti malam ini, aku mengupas sendirian, membelah bagian demi bagian sendirian, dan melahapnya pun sendirian. Itu pun belum habis aku sudah merasa "kekenyangan"...

Begitu..
Memang dengan begitulah aku jadi suka. Menyenangkan. Berbagi tawa, canda, bahagia, sedih, duka, juga "berebut" makanan yang paling aku dan kamu suka. Atau hanya sekedar menghabiskan makananku ketika aku tak sanggup lagi menghabiskan apa yang seharusnya habis. Iya, itulah kenapa semakin hari kamu semakin besar dan aku tetap saja mungil dan kecil. Tapi aku suka.. meski sering kamu marahi karena aku jarang menghabiskan makananku. Aku tau. sampai sekarang kamu masih tidak suka aku begitu.. Tapi aku juga tau.. kamu lebih memilih membiarkannya, daripada aku paksakan malah akhirnya keluar semua karena lambungku tidak menerima. Aku tau.. karenanya aku suka.. menjadikanmu seseorang yang akan selalu tau tentangku.. Mengerti aku....

Karena katamu.. Kamu lebih mengerti aku daripada diriku sendiri..
dan Juga kataku.. Aku lebih mengerti kamu daripada dirimu sendiri..
Jadi kita saling membutuhkan disini..
Hingga lupa tentang fikiran untuk terlalu mendambakan yang lain, yang kita inginkan..
Aku tau..
Bukan aku yang paling baik.. bukan juga kamu yang terbaik...
Kita ada disini untuk saling membutuhkan.. untuk saling mengerti..
dan aku tersenyum lagi...
kali ini senyumanku lebih dalam.. karena sepertinya mataku sudah mulai berlinang...

Aaahh aku rindu.. meskipun baru beberapa jam lalu aku melahap nasi dan lauk waktu makan malam di depanmu...

Hingga aku lupa bahwa mangga yang aku potong belum habis. Dan lagi aku lahap perlahan-lahan sampai benar-benar habis, benar-benar bersih. Karena memang harus habis, meski tidak ada kamu. Mangga ini harus habis..

Sampai kemudian, nada ponselku berbunyi. iya.. tentunya pesan singkat darimu. Walaupun hanya sekedar kata "PING!!!!".
Iya sayang..
sama...
Aku juga sedang memikirkanmu... :')
Aku juga rindu.......


Virqi,
Semarang, 22 Nov'13

Read More...... Buah mangga ini sepertinya sudah ranum. Beberapa hari yang lalu seorang teman dekat membawakannya dari kampung halaman, sebagai buah tangan tentunya. Ada lima biji buah, tiga hari yang lalu masih segar, hijau dan belum matang. Tapi malam ini sudah mulai ranum dan dagingnya mulai lembut. Aah mungkin aku coba kupas satu untuk memastikan bahwa mangganya sudah benar-benar matang. Lalu aku pilih yang paling lentur, Iya, ternyata itu buah yang ukurannya lebih besar dari buah yang lainnya. Aku kupas pelan-pelan dari pangkal ke ujung, dari samping ke samping lagi hingga benar-benar bersih. Kemudian nampak warna yang kuning segar, yang membuat liur ku perlahan menetes dari langit-langit mulut ke pangkal lidah dan memenuhi rongga mulut. Hmmmmm... sepertinya segar sekali..Aku suka. Suka sekali mangga. Apalagi ini gratis.. hahaaa lalu aku tersenyum sendiri...

Kemudian perlahan-lahan aku fillet daging mangga tersebut dibagian punggung atas, dan lagi dari pangkal ke ujung. Kata orang jaman dulu, pamalik kalau mengupas kulit dan daging mangga dari ujung ke pangkal. Kalau menurut saya, bukan karena pamaliknya, tapi karena kenyataannya mengupas dari ujung ke pangkal itu malah lebih sulit. Iya, itu secara logika, bukan mitos..
Lalu belahan itu aku potong menjadi dua, meskipun masih saja terlihat besar untuk masuk ke mulutku yang notabene berukuran kecil. Dan akhirnya perlahan-lahan aku lahap dari ujung yang besar, kuning, berair, dan manis, sampai digigitan terakhir. Nikmat sekali. Ciptaan Tuhan mana lagi yang tidak bisa di suguhkan kalimat "SUBHANALLAH".. Nikmat sekali ciptaanMu ini.. Terima kasih.. karena menjadikan yang segar seNikmat ini. Menjadikan yang tumbuh seManis ini.. Terima kasih.. :)

Lagi,
Aku fillet bagian sisi lainnya, kemudian melahapnya pelan-pelan, sedikit demi sedikit.
Kali ini lain. Justru lain lagi yang aku fikirkan. Karena didalam fikiranku malah tiba-tiba ada kamu. Tiba-tiba mengingatmu. Sederhana sekali. Karena acapkali membeli mangga, biasanya selalu ada kamu. Selalu memakannya berdua denganmu. Kamu yang mengupas, lalu aku hanya menunggu dan meminta bagian belahannya, separuh-separuh denganmu. Rasanya menyenangkan. Karena acapkali melahap mangga bersamamu, aku selalu merasa kurang, selalu merasa ingin mendapat bagian yang lebih besar. Selalu ingin lagi dan lagi.
Karena acapkali ada kamu. Makananku pasti akan habis. Jadi aku takut tidak kebagian. Kemudian menjadi "rebutan".. Aahh itu jauh lebih menyenangkan. Tidak seperti malam ini, aku mengupas sendirian, membelah bagian demi bagian sendirian, dan melahapnya pun sendirian. Itu pun belum habis aku sudah merasa "kekenyangan"...

Begitu..
Memang dengan begitulah aku jadi suka. Menyenangkan. Berbagi tawa, canda, bahagia, sedih, duka, juga "berebut" makanan yang paling aku dan kamu suka. Atau hanya sekedar menghabiskan makananku ketika aku tak sanggup lagi menghabiskan apa yang seharusnya habis. Iya, itulah kenapa semakin hari kamu semakin besar dan aku tetap saja mungil dan kecil. Tapi aku suka.. meski sering kamu marahi karena aku jarang menghabiskan makananku. Aku tau. sampai sekarang kamu masih tidak suka aku begitu.. Tapi aku juga tau.. kamu lebih memilih membiarkannya, daripada aku paksakan malah akhirnya keluar semua karena lambungku tidak menerima. Aku tau.. karenanya aku suka.. menjadikanmu seseorang yang akan selalu tau tentangku.. Mengerti aku....

Karena katamu.. Kamu lebih mengerti aku daripada diriku sendiri..
dan Juga kataku.. Aku lebih mengerti kamu daripada dirimu sendiri..
Jadi kita saling membutuhkan disini..
Hingga lupa tentang fikiran untuk terlalu mendambakan yang lain, yang kita inginkan..
Aku tau..
Bukan aku yang paling baik.. bukan juga kamu yang terbaik...
Kita ada disini untuk saling membutuhkan.. untuk saling mengerti..
dan aku tersenyum lagi...
kali ini senyumanku lebih dalam.. karena sepertinya mataku sudah mulai berlinang...

Aaahh aku rindu.. meskipun baru beberapa jam lalu aku melahap nasi dan lauk waktu makan malam di depanmu...

Hingga aku lupa bahwa mangga yang aku potong belum habis. Dan lagi aku lahap perlahan-lahan sampai benar-benar habis, benar-benar bersih. Karena memang harus habis, meski tidak ada kamu. Mangga ini harus habis..

Sampai kemudian, nada ponselku berbunyi. iya.. tentunya pesan singkat darimu. Walaupun hanya sekedar kata "PING!!!!".
Iya sayang..
sama...
Aku juga sedang memikirkanmu... :')
Aku juga rindu.......


Virqi,
Semarang, 22 Nov'13

Tidak ada komentar:

Posting Komentar