Rabu, 23 Oktober 2013

Mengingatmu (Lagi)..

Aku ingin menuliskanmu dengan indah malam ini, dengan bahasa yang aku rangkai serupawan mungkin, sebenar mungkin.. seperti kamu..

Beberapa waktu sebelum ini hatiku buta karena terlalu bahagia menceritakan orang lain yang tidak semestinya aku bangga-banggakan. Karena nyatanya memang tidak ada.
Aku nampak sangat bahagia menjadikan orang lain selain kamu terlihat sangat sempurna, sebisa itu menciptakan tawa diantara kerutan bibirku, hingga pipiku terlihat lebih menonjol karena terangkat ke atas, lalu mataku menyipit karena terdesak oleh pipiku..
Begitu..
Tapi kenyataannya, orang lain hanya akan tetap menjadi orang lain. Orang lain yang tidak pernah tau bagaimana caranya mencintaiku dengan benar, tidak se-benar kamu. Secara nyata, cuma kamu yang mampu mencintaiku dengan cara yang paling benar, aku tau itu.
Hanya saja aku lupa...
Karena terlalu kalut melihat pelangi yang baru saja muncul ketika hari baru saja berhenti dari hujan yang lebat. Aku lupa. Bahwa matahari tidak pernah berhenti menerangi pagiku hingga petang, bahkan bersama bulan pun yang mampu ia terangi untuk malam.. Aku lupa..
Sehingga aku berfikir bahwa tanpa kamu aku baik-baik saja.. seperti tanpa matahari aku akan terbiasa, karena sepertinya pelangi lebih indah daripada matahari...

Aku tau itu.. aku tau ini salahku..
Mengingat pelangi begitu indah.. sementara kedatangannya tidak pernah jelas. tidak selalu ada.
Dan bergaya seolah mampu hidup tanpa matahari.. sementara matahari selalu ada sepanjang-panjang hari yang selalu aku butuhkan.. dan tanpanya.. apa jadinya aku..
Akhirnya aku tau itu..
Lalu mengingatmu (lagi)..

Read More...... Aku ingin menuliskanmu dengan indah malam ini, dengan bahasa yang aku rangkai serupawan mungkin, sebenar mungkin.. seperti kamu..

Beberapa waktu sebelum ini hatiku buta karena terlalu bahagia menceritakan orang lain yang tidak semestinya aku bangga-banggakan. Karena nyatanya memang tidak ada.
Aku nampak sangat bahagia menjadikan orang lain selain kamu terlihat sangat sempurna, sebisa itu menciptakan tawa diantara kerutan bibirku, hingga pipiku terlihat lebih menonjol karena terangkat ke atas, lalu mataku menyipit karena terdesak oleh pipiku..
Begitu..
Tapi kenyataannya, orang lain hanya akan tetap menjadi orang lain. Orang lain yang tidak pernah tau bagaimana caranya mencintaiku dengan benar, tidak se-benar kamu. Secara nyata, cuma kamu yang mampu mencintaiku dengan cara yang paling benar, aku tau itu.
Hanya saja aku lupa...
Karena terlalu kalut melihat pelangi yang baru saja muncul ketika hari baru saja berhenti dari hujan yang lebat. Aku lupa. Bahwa matahari tidak pernah berhenti menerangi pagiku hingga petang, bahkan bersama bulan pun yang mampu ia terangi untuk malam.. Aku lupa..
Sehingga aku berfikir bahwa tanpa kamu aku baik-baik saja.. seperti tanpa matahari aku akan terbiasa, karena sepertinya pelangi lebih indah daripada matahari...

Aku tau itu.. aku tau ini salahku..
Mengingat pelangi begitu indah.. sementara kedatangannya tidak pernah jelas. tidak selalu ada.
Dan bergaya seolah mampu hidup tanpa matahari.. sementara matahari selalu ada sepanjang-panjang hari yang selalu aku butuhkan.. dan tanpanya.. apa jadinya aku..
Akhirnya aku tau itu..
Lalu mengingatmu (lagi)..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar