Selasa, 22 Oktober 2013

Karena di hidupmu aku Hidup..

Tadi malam..atau Kemarin, atau hari-hari sebelum tadi malam..
Aku (Sempat) berfikir ingin segera pergi darimu,
ingin berusaha lekas-lekas menghilang dari kehidupanmu, juga dari kasih sayangmu...
Beberapa hari sebelum tadi malam..
Aku kehilangan fikiranku tentang kamu, apalagi tentang mencintaimu..

Di dalam anganku, hanya ada (dia) yang sedang merajai alam bawah sadarku, membawaku untuk berandai-andai bahwa hidup dengannya akan banyak disediakan rasa bahagia.
Bahwa dengan menggenggam jemarinya, aku akan tidak serumit ini.
Meski semua angan dan pengandaianku hanya berada secara timpang karena adanya hanya difikiranku, tidak di fikiran dia. Hanya aku yang mengharapkan pengandaian itu nyata, sementara dia, tidak jelas apakah iya apakah hanya karena otakku terlalu berfikir dia akan berfikiran yang sama denganku. Dan pada nyatanya sampai sekarang pun aku (masih) tidak tau....
Beberapa hari sebelum tadi malam..
Fikiranku tidak sedang mengingatmu, apalagi mencintaimu.

Sampai akhirnya..
Tadi malam, malam menuju fajar, saat sebagian besar insan sedang beristirahat dalam lelapnya tidur. Jari-jemariku terlalu egois menuliskan kata demi kata, kalimat demi kalimat, hingga memenuhi teks pesan di ponselku, kemudian laporan terkirim dengan jelas atas namamu.. Lalu aku tertidur dan berharap saat bangun kamu akan membacanya lalu menghubungiku..

Aku membuka mata, aah (lagi) aku terbangun lebih lama setelah matahari terbit, tapi.. tidak ada satupun pesan teks di ponselku. Tidak ada pemberitahuan apapun bahwa kamu telah menghubungiku. Aku (kecewa), kemudian berfikir sangat lama.
Fikiranku lalu hambur tak karuan. Aku takut kamu sedang berfikir sangat lama, aku takut kamu sedang diam dan bersedih dalam dimensi fikirmu yang tidak aku tau. Aku takut kamu sedang menyimpan sendu itu sendiri... Semakin lama hatiku tak menentu. Aku (takut) lagi untuk berfikir setelah ini akan hidup tanpa kamu. Rasanya tak karuan kataku.

Sampai kemudian kamu menghubungiku dengan nomor lain. Aku (masih) takut dengan itu.
Tapi......
Jauh di luar fikiranku. Jauh dari apa yang aku bayangkan.
Kamu memintaku untuk menemanimu pergi seperti biasanya, seperti tidak terjadi apa-apa, seperti hari-hari lainnya.

Aku masih bingung..
Hari ini kamu manis sekali, senyummu, tawamu, dan juga canda-candamu. Ada apa denganmu??
Rasanya sangat bahagia bisa bercanda tawa denganmu setelah beberapa saat sebelum ini rasanya sangat kelabu. Rasanya tidak ada lagi yang perlu aku perjuangkan tentang kamu.

Tapi, ada apa denganmu??
Hari ini kamu manis sekali, memanjakanku dengan candamu, dengan kelembutanmu??

Aahh.. bagaimana bisa semalam aku mengirim pesan teks ingin (meninggalkanmu) dan pergi mencari yang lebih baik darimu, ketika saat ini aku justru sangat ingin berlama-lama dan terus bersama-sama denganmu.. Bagaimana mungkin... Aku tidak tau..

Kemudian lidahku kelu. Dan bertanya. "kenapa pesanku tadi malam tidak ditanggapi??", dengan rasa takut aku berusaha menerima apapun jawabanmu.
"tadi pagi, sebangun tidur dengan mata masih sangat mengantuk, pesan itu masuk bertubi-tubi di ponselku, tapi tanpa aku sadari, sebelum sempat membaca, pesan tersebut tanpa sengaja ter-delete, dan kemudian aku tertidur lagi". Begitu katamu..

Lalu aku menarik nafas panjang sampai beberapa detik, dan mengeluarkannya pun lama sampai beberapa detik pula. (Terimakasih Tuhan) kau telah memberiku kesempatan berfikir lebih dalam terlebih dulu.

Sampai pada akhirnya aku memilih untuk tetap disini.
Di pundakmu (lagi).

Karena kapan pun juga aku meminta yang lebih baik darimu, Tuhan pasti memberiku lebih dari satu, bahkan banyak.
Tapi yang cukup aku tau. Seberapa pun banyaknya yang lebih baik dari kamu, kamu tetap satu, yang mencintaiku, dan menjaga bahagiaku dengan caramu, yang lebih mengerti aku daripada diriku sendiri..
Karena kamu cuma satu.. 
Aku memilih untuk tetap berada disini.. di hidupmu.. (lagi) ..
Karena nyatanya, dihidupmu aku hidup..

Virqi
Semarang, 22 Oktober 2013

Read More...... Tadi malam..atau Kemarin, atau hari-hari sebelum tadi malam..
Aku (Sempat) berfikir ingin segera pergi darimu,
ingin berusaha lekas-lekas menghilang dari kehidupanmu, juga dari kasih sayangmu...
Beberapa hari sebelum tadi malam..
Aku kehilangan fikiranku tentang kamu, apalagi tentang mencintaimu..

Di dalam anganku, hanya ada (dia) yang sedang merajai alam bawah sadarku, membawaku untuk berandai-andai bahwa hidup dengannya akan banyak disediakan rasa bahagia.
Bahwa dengan menggenggam jemarinya, aku akan tidak serumit ini.
Meski semua angan dan pengandaianku hanya berada secara timpang karena adanya hanya difikiranku, tidak di fikiran dia. Hanya aku yang mengharapkan pengandaian itu nyata, sementara dia, tidak jelas apakah iya apakah hanya karena otakku terlalu berfikir dia akan berfikiran yang sama denganku. Dan pada nyatanya sampai sekarang pun aku (masih) tidak tau....
Beberapa hari sebelum tadi malam..
Fikiranku tidak sedang mengingatmu, apalagi mencintaimu.

Sampai akhirnya..
Tadi malam, malam menuju fajar, saat sebagian besar insan sedang beristirahat dalam lelapnya tidur. Jari-jemariku terlalu egois menuliskan kata demi kata, kalimat demi kalimat, hingga memenuhi teks pesan di ponselku, kemudian laporan terkirim dengan jelas atas namamu.. Lalu aku tertidur dan berharap saat bangun kamu akan membacanya lalu menghubungiku..

Aku membuka mata, aah (lagi) aku terbangun lebih lama setelah matahari terbit, tapi.. tidak ada satupun pesan teks di ponselku. Tidak ada pemberitahuan apapun bahwa kamu telah menghubungiku. Aku (kecewa), kemudian berfikir sangat lama.
Fikiranku lalu hambur tak karuan. Aku takut kamu sedang berfikir sangat lama, aku takut kamu sedang diam dan bersedih dalam dimensi fikirmu yang tidak aku tau. Aku takut kamu sedang menyimpan sendu itu sendiri... Semakin lama hatiku tak menentu. Aku (takut) lagi untuk berfikir setelah ini akan hidup tanpa kamu. Rasanya tak karuan kataku.

Sampai kemudian kamu menghubungiku dengan nomor lain. Aku (masih) takut dengan itu.
Tapi......
Jauh di luar fikiranku. Jauh dari apa yang aku bayangkan.
Kamu memintaku untuk menemanimu pergi seperti biasanya, seperti tidak terjadi apa-apa, seperti hari-hari lainnya.

Aku masih bingung..
Hari ini kamu manis sekali, senyummu, tawamu, dan juga canda-candamu. Ada apa denganmu??
Rasanya sangat bahagia bisa bercanda tawa denganmu setelah beberapa saat sebelum ini rasanya sangat kelabu. Rasanya tidak ada lagi yang perlu aku perjuangkan tentang kamu.

Tapi, ada apa denganmu??
Hari ini kamu manis sekali, memanjakanku dengan candamu, dengan kelembutanmu??

Aahh.. bagaimana bisa semalam aku mengirim pesan teks ingin (meninggalkanmu) dan pergi mencari yang lebih baik darimu, ketika saat ini aku justru sangat ingin berlama-lama dan terus bersama-sama denganmu.. Bagaimana mungkin... Aku tidak tau..

Kemudian lidahku kelu. Dan bertanya. "kenapa pesanku tadi malam tidak ditanggapi??", dengan rasa takut aku berusaha menerima apapun jawabanmu.
"tadi pagi, sebangun tidur dengan mata masih sangat mengantuk, pesan itu masuk bertubi-tubi di ponselku, tapi tanpa aku sadari, sebelum sempat membaca, pesan tersebut tanpa sengaja ter-delete, dan kemudian aku tertidur lagi". Begitu katamu..

Lalu aku menarik nafas panjang sampai beberapa detik, dan mengeluarkannya pun lama sampai beberapa detik pula. (Terimakasih Tuhan) kau telah memberiku kesempatan berfikir lebih dalam terlebih dulu.

Sampai pada akhirnya aku memilih untuk tetap disini.
Di pundakmu (lagi).

Karena kapan pun juga aku meminta yang lebih baik darimu, Tuhan pasti memberiku lebih dari satu, bahkan banyak.
Tapi yang cukup aku tau. Seberapa pun banyaknya yang lebih baik dari kamu, kamu tetap satu, yang mencintaiku, dan menjaga bahagiaku dengan caramu, yang lebih mengerti aku daripada diriku sendiri..
Karena kamu cuma satu.. 
Aku memilih untuk tetap berada disini.. di hidupmu.. (lagi) ..
Karena nyatanya, dihidupmu aku hidup..

Virqi
Semarang, 22 Oktober 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar