Tulisan ini tentang Rindu..
Tentang rindu yang tidak bisa disampaikan oleh
angin, apalagi lisan..
Tentang rindu yang memendam dalam, tentang
merasakannya sendirian..
Tulisan ini menceritakan tentang bagaimana rindu
bekerja lebih cepat untuk mengembalikan jutaan kenang dan ingatan yang tadinya
sudah tidak lagi dijadikan catatan..
Jadi ini tentang bagaimana kenangan mampu
melemahkan beberapa syaraf otak dalam beberapa detik, untuk mengingat, untuk
tersenyum, untuk menangis..
Pernahkah kamu merindu? Hingga lupa bahwa rindu
yang kamu rindukan sudah terlalu lama kamu tinggalkan?
Pernahkah kamu menangis ketika sedang sangat
merindu tetapi lisan tak mampu berucap dan wajah tak mampu bertatap?
Pernahkah kamu merindu? Lalu menyampaikannya
melalui doa, mengisyaratkannya melalui syair dan ayat-ayat cinta dari Tuhan?
Pernahkah, rindu membendung lama lalu kamu tetap
membiarkannya untuk lebih baik dibendung daripada ditumpahkan karena justru akan menghancurkan?
Pernahkah semakin kamu merindu justru semakin
membuatmu diam?
Pernahkah??
Rindu membuatmu ingin melarikan diri sejenak
dari ingatan, kemudian berusaha bangkit lagi untuk menata kehidupan?
Rindu pernah membunuhku, Rindu juga pernah membuatku
kehilangan waktu,
Rindu pun pernah menjadikanku tak menentu..
(Pernah)..
Tapi bukan berarti karena rindu, kamu harus
kembali..
Ada saatnya dimana rindu hanyalah (ruang) yang
kamu ciptakan ketika kamu (mengenang).. yang berarti setelah kamu selesai
mengenang, ruang itupun sewajarnya sudah tidak lagi kamu simpan..
Ada saatnya dimana kenangan juga hanya sebatas
ingatan yang kamu jadikan pelajaran, IYA,, bolehlah sesekali kamu kembali
mengingat ke belakang, ambil pelajarannya, ambil bahagianya, lalu kembali lagi ke
tempat yang disebut (sekarang).. yang disebut (hari ini)..
Hidupmu menanti..
Bukan untuk mati karena mengingat ke belakang,
dan termakan oleh Rindu..
Waktu pernah berlalu ..
Begitu cepat mungkin..
Hingga kisah beberapa tahun lalu terasa baru kemarin..
Jika saja..
Jika saja rindu masih membiarkanmu terbujuk
kaku..
Bangunlah...
Matahari menantimu ..
Untuk melambaikan tangan dan mengucapkan selamat
pagi..
Lalu melambaikan tangan ke arah belakang dan
mengucapkan selamat tinggal...
Hidupku belum selesai,, dan tidak akan selesai
jika harus selalu kembali ke belakang...........
Shine On
Oleh Virqi W. Bianti
Semarang, 16 Maret 2014
Read More......
Tulisan ini tentang Rindu..
Tentang rindu yang tidak bisa disampaikan oleh
angin, apalagi lisan..
Tentang rindu yang memendam dalam, tentang
merasakannya sendirian..
Tulisan ini menceritakan tentang bagaimana rindu
bekerja lebih cepat untuk mengembalikan jutaan kenang dan ingatan yang tadinya
sudah tidak lagi dijadikan catatan..
Jadi ini tentang bagaimana kenangan mampu
melemahkan beberapa syaraf otak dalam beberapa detik, untuk mengingat, untuk
tersenyum, untuk menangis..
Pernahkah kamu merindu? Hingga lupa bahwa rindu
yang kamu rindukan sudah terlalu lama kamu tinggalkan?
Pernahkah kamu menangis ketika sedang sangat
merindu tetapi lisan tak mampu berucap dan wajah tak mampu bertatap?
Pernahkah kamu merindu? Lalu menyampaikannya
melalui doa, mengisyaratkannya melalui syair dan ayat-ayat cinta dari Tuhan?
Pernahkah, rindu membendung lama lalu kamu tetap
membiarkannya untuk lebih baik dibendung daripada ditumpahkan karena justru akan menghancurkan?
Pernahkah semakin kamu merindu justru semakin
membuatmu diam?
Pernahkah??
Rindu membuatmu ingin melarikan diri sejenak
dari ingatan, kemudian berusaha bangkit lagi untuk menata kehidupan?
Rindu pernah membunuhku, Rindu juga pernah membuatku
kehilangan waktu,
Rindu pun pernah menjadikanku tak menentu..
(Pernah)..
Tapi bukan berarti karena rindu, kamu harus
kembali..
Ada saatnya dimana rindu hanyalah (ruang) yang
kamu ciptakan ketika kamu (mengenang).. yang berarti setelah kamu selesai
mengenang, ruang itupun sewajarnya sudah tidak lagi kamu simpan..
Ada saatnya dimana kenangan juga hanya sebatas
ingatan yang kamu jadikan pelajaran, IYA,, bolehlah sesekali kamu kembali
mengingat ke belakang, ambil pelajarannya, ambil bahagianya, lalu kembali lagi ke
tempat yang disebut (sekarang).. yang disebut (hari ini)..
Hidupmu menanti..
Bukan untuk mati karena mengingat ke belakang,
dan termakan oleh Rindu..
Waktu pernah berlalu ..
Begitu cepat mungkin..
Hingga kisah beberapa tahun lalu terasa baru kemarin..
Jika saja..
Jika saja rindu masih membiarkanmu terbujuk
kaku..
Bangunlah...
Matahari menantimu ..
Untuk melambaikan tangan dan mengucapkan selamat
pagi..
Lalu melambaikan tangan ke arah belakang dan
mengucapkan selamat tinggal...
Hidupku belum selesai,, dan tidak akan selesai
jika harus selalu kembali ke belakang...........
Shine On
Oleh Virqi W. Bianti
Semarang, 16 Maret 2014
bahasa yang dituangkan bagus dan mengena ke setiap yang baca..
BalasHapusTerimakasihh :')
Hapus