Minggu, 16 Maret 2014

Pernahkah kamu?

Tulisan ini tentang Rindu..
Tentang rindu yang tidak bisa disampaikan oleh angin, apalagi lisan..
Tentang rindu yang memendam dalam, tentang merasakannya sendirian..

Tulisan ini menceritakan tentang bagaimana rindu bekerja lebih cepat untuk mengembalikan jutaan kenang dan ingatan yang tadinya sudah tidak lagi dijadikan catatan..
Jadi ini tentang bagaimana kenangan mampu melemahkan beberapa syaraf otak dalam beberapa detik, untuk mengingat, untuk tersenyum, untuk menangis..

Pernahkah kamu merindu? Hingga lupa bahwa rindu yang kamu rindukan sudah terlalu lama kamu tinggalkan?
Pernahkah kamu menangis ketika sedang sangat merindu tetapi lisan tak mampu berucap dan wajah tak mampu bertatap?
Pernahkah kamu merindu? Lalu menyampaikannya melalui doa, mengisyaratkannya melalui syair dan ayat-ayat cinta dari Tuhan?
Pernahkah, rindu membendung lama lalu kamu tetap membiarkannya untuk lebih baik dibendung daripada ditumpahkan karena  justru akan menghancurkan?
Pernahkah semakin kamu merindu justru semakin membuatmu diam?
Pernahkah??
Rindu membuatmu ingin melarikan diri sejenak dari ingatan, kemudian berusaha bangkit lagi untuk menata kehidupan?

Rindu pernah membunuhku, Rindu juga pernah membuatku kehilangan waktu,
Rindu pun pernah menjadikanku tak menentu..
(Pernah)..
Tapi bukan berarti karena rindu, kamu harus kembali..
Ada saatnya dimana rindu hanyalah (ruang) yang kamu ciptakan ketika kamu (mengenang).. yang berarti setelah kamu selesai mengenang, ruang itupun sewajarnya sudah tidak lagi kamu simpan..

Ada saatnya dimana kenangan juga hanya sebatas ingatan yang kamu jadikan pelajaran, IYA,, bolehlah sesekali kamu kembali mengingat ke belakang, ambil pelajarannya, ambil bahagianya, lalu kembali lagi ke tempat yang disebut (sekarang).. yang disebut (hari ini)..
Hidupmu menanti..
Bukan untuk mati karena mengingat ke belakang, dan termakan oleh Rindu..

Waktu pernah berlalu ..
Begitu cepat mungkin..
Hingga kisah beberapa tahun lalu terasa baru kemarin..
Jika saja..
Jika saja rindu masih membiarkanmu terbujuk kaku..
Bangunlah...
Matahari menantimu ..
Untuk melambaikan tangan dan mengucapkan selamat pagi..
Lalu melambaikan tangan ke arah belakang dan mengucapkan selamat tinggal...
Hidupku belum selesai,, dan tidak akan selesai jika harus selalu kembali ke belakang...........

Shine On
Oleh Virqi W. Bianti

Semarang, 16 Maret 2014

Read More......
Tulisan ini tentang Rindu..
Tentang rindu yang tidak bisa disampaikan oleh angin, apalagi lisan..
Tentang rindu yang memendam dalam, tentang merasakannya sendirian..

Tulisan ini menceritakan tentang bagaimana rindu bekerja lebih cepat untuk mengembalikan jutaan kenang dan ingatan yang tadinya sudah tidak lagi dijadikan catatan..
Jadi ini tentang bagaimana kenangan mampu melemahkan beberapa syaraf otak dalam beberapa detik, untuk mengingat, untuk tersenyum, untuk menangis..

Pernahkah kamu merindu? Hingga lupa bahwa rindu yang kamu rindukan sudah terlalu lama kamu tinggalkan?
Pernahkah kamu menangis ketika sedang sangat merindu tetapi lisan tak mampu berucap dan wajah tak mampu bertatap?
Pernahkah kamu merindu? Lalu menyampaikannya melalui doa, mengisyaratkannya melalui syair dan ayat-ayat cinta dari Tuhan?
Pernahkah, rindu membendung lama lalu kamu tetap membiarkannya untuk lebih baik dibendung daripada ditumpahkan karena  justru akan menghancurkan?
Pernahkah semakin kamu merindu justru semakin membuatmu diam?
Pernahkah??
Rindu membuatmu ingin melarikan diri sejenak dari ingatan, kemudian berusaha bangkit lagi untuk menata kehidupan?

Rindu pernah membunuhku, Rindu juga pernah membuatku kehilangan waktu,
Rindu pun pernah menjadikanku tak menentu..
(Pernah)..
Tapi bukan berarti karena rindu, kamu harus kembali..
Ada saatnya dimana rindu hanyalah (ruang) yang kamu ciptakan ketika kamu (mengenang).. yang berarti setelah kamu selesai mengenang, ruang itupun sewajarnya sudah tidak lagi kamu simpan..

Ada saatnya dimana kenangan juga hanya sebatas ingatan yang kamu jadikan pelajaran, IYA,, bolehlah sesekali kamu kembali mengingat ke belakang, ambil pelajarannya, ambil bahagianya, lalu kembali lagi ke tempat yang disebut (sekarang).. yang disebut (hari ini)..
Hidupmu menanti..
Bukan untuk mati karena mengingat ke belakang, dan termakan oleh Rindu..

Waktu pernah berlalu ..
Begitu cepat mungkin..
Hingga kisah beberapa tahun lalu terasa baru kemarin..
Jika saja..
Jika saja rindu masih membiarkanmu terbujuk kaku..
Bangunlah...
Matahari menantimu ..
Untuk melambaikan tangan dan mengucapkan selamat pagi..
Lalu melambaikan tangan ke arah belakang dan mengucapkan selamat tinggal...
Hidupku belum selesai,, dan tidak akan selesai jika harus selalu kembali ke belakang...........

Shine On
Oleh Virqi W. Bianti

Semarang, 16 Maret 2014

2 komentar: