Bolehkah aku tuntun matahari kembali
ke peraduannya ketika petang mulai datang?
Aku merasa takut kehilangan siang karena terbiasa dengan terang, juga takut rembulan tidak datang karena takut akan kelam...
Aku merasa takut kehilangan siang karena terbiasa dengan terang, juga takut rembulan tidak datang karena takut akan kelam...
Hingga terbiasa berdiri hati-hati
menanti pagi, dan menyingkir pelan-pelan menghilang dari malam..
Sampai kemudian kamu datang..
Bukan tidak lagi peduli akan
matahari atau rembulan, juga kepada siang dan malam,
Tetapi lebih dari itu..
Di siangku aku menemukan matahari
pada senyummu..
Dan di malamku aku menemukan
rembulan di lembutnya sapamu..
Jadi entah siang dan malam pun itu,
bagiku selama ada kamu, itu membahagiakan..
Lebih dari sekedar bahagia menjadi
pendamping yang kau dambakan,
Lebih dari sekedar cinta karena
dicintai oleh seseorang yang mencintai Tuhanku,
Lebih dari sekedar sayang karena
dipercayai menjadi istri yang berdiri disisimu,
Juga menjadi calon Ibu yang siap
memupuk kasih dan sayang untuk anak-anak ku, juga anak-anakmu..
Karena terlebih dari itu.. Membangun
bahagia bersamamu adalah hadiah dari Tuhan yang paling Indah karena terjadi
dihidupku..
Entah sampai batas nafas kapan pun
itu, meski tidak bisa memberi janji sehebat apapun itu,
Aku akan berusaha menjadi Payung
yang bersedia meneduhkanmu ketika sendu menderai dihatimu, ketika badai menerpa
hidupmu, ketika musibah mencari-cari cara untuk melumpuhkanmu.. Aku berusaha
ADA, selama Tuhan masih mengizinkanku untuk ADA.. Untukmu pastinya..
Suamiku..
Satu-satunya cinta kepada kaum Adam
yang akan aku jaga hidupnya karena menjanjikan hidupnya untuk menjaga
hidupku.....
Selamat menempuh Jendela Hidup Baru sahabatku..
Fatmala Ajeng Pekerti beserta Suami..
Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah..
Amien Yaa Rabbal’alamin..
Hanya bisa sampai tulisanku dan harapan ku untuk bahagiamu
selalu..
Sahabatmu yang sedang Jauh di Daerah Orang..
Virqi Wahyuning Bianti
Read More......
Bolehkah aku tuntun matahari kembali
ke peraduannya ketika petang mulai datang?
Aku merasa takut kehilangan siang karena terbiasa dengan terang, juga takut rembulan tidak datang karena takut akan kelam...
Aku merasa takut kehilangan siang karena terbiasa dengan terang, juga takut rembulan tidak datang karena takut akan kelam...
Hingga terbiasa berdiri hati-hati
menanti pagi, dan menyingkir pelan-pelan menghilang dari malam..
Sampai kemudian kamu datang..
Bukan tidak lagi peduli akan
matahari atau rembulan, juga kepada siang dan malam,
Tetapi lebih dari itu..
Di siangku aku menemukan matahari
pada senyummu..
Dan di malamku aku menemukan
rembulan di lembutnya sapamu..
Jadi entah siang dan malam pun itu,
bagiku selama ada kamu, itu membahagiakan..
Lebih dari sekedar bahagia menjadi
pendamping yang kau dambakan,
Lebih dari sekedar cinta karena
dicintai oleh seseorang yang mencintai Tuhanku,
Lebih dari sekedar sayang karena
dipercayai menjadi istri yang berdiri disisimu,
Juga menjadi calon Ibu yang siap
memupuk kasih dan sayang untuk anak-anak ku, juga anak-anakmu..
Karena terlebih dari itu.. Membangun
bahagia bersamamu adalah hadiah dari Tuhan yang paling Indah karena terjadi
dihidupku..
Entah sampai batas nafas kapan pun
itu, meski tidak bisa memberi janji sehebat apapun itu,
Aku akan berusaha menjadi Payung
yang bersedia meneduhkanmu ketika sendu menderai dihatimu, ketika badai menerpa
hidupmu, ketika musibah mencari-cari cara untuk melumpuhkanmu.. Aku berusaha
ADA, selama Tuhan masih mengizinkanku untuk ADA.. Untukmu pastinya..
Suamiku..
Satu-satunya cinta kepada kaum Adam
yang akan aku jaga hidupnya karena menjanjikan hidupnya untuk menjaga
hidupku.....
Selamat menempuh Jendela Hidup Baru sahabatku..
Fatmala Ajeng Pekerti beserta Suami..
Semoga menjadi keluarga yang sakinah mawadah warahmah..
Amien Yaa Rabbal’alamin..
Hanya bisa sampai tulisanku dan harapan ku untuk bahagiamu
selalu..
Sahabatmu yang sedang Jauh di Daerah Orang..
Virqi Wahyuning Bianti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar