Sabtu, 07 April 2012

Lantunan Langkahku..


Aku mencoba menulis sesuatu yang mungkin belum ku coba tulis sebelumnya..
Entah sesuatu hal apa yg ingin ku tuliskan pun tiba-tiba hambar..
Ibu dan Ayahku adalah sosok yang membuatku menjadi seseorang yang lebih tegar dan mandiri menjalani tiap detak-detak jam yang berdentang..
Ku ingat ketika senyum mereka tak pernah redup menghadapi jutaan tingkah nakal dan menjengkelkannya diriku..
Ku ingat ketika masa-masa SD disaat cerita hidupku masih bersama mereka,.
hampir sesekali aku lupa, bagaimana aku dulu ketika masih berhuni satu atap bersama mereka dan membuat cerita-cerita indah dalam kebersamaan..
Bahkan saat pagi mengundang dan sore menutup..
Lalu masa SD ku berlalu..
Yang ku lihat selanjutnya hanyalah senyum kakek, nenek, dan paman yang sebaya denganku..
Keterpurukan awal yang kualami adalah belajar beradaptasi untuk jauh dari Ayah dan Ibu, yang sebelumnya selalu ada disampingku dan menegarkan hatiku disaatt aku rapuh..
Masa yang memang cukup sulit, ketika tiba rasa rindu, aku hanya mampu untuk diam dan meneteskan air mata diatas ranjang tidurku saat-saat dimana aku akan memejamkan mata di malam hari..
Kemudian waktu memberiku ketegaran untuk tak lagi memeras hati di malam hari..
Hanya saja, tatkala ibu datang atau ketika aku pulang ke rumah.. hati ini rasanya tidak ingin ditinggal pergi  dan ataupun pergi dari rumah untuk kembali ke rumah nenek..
Masa-masa transisi itu membuatku menangis dalam jangka waktu 2 atau 3 hari di tempat dan waktu yang sama, tanpa seorang pun tau tentang kesedihanku,
Aku hanya menyimpannya sendiri dalam hatiku,. Karena ku tau Kakek dan Nenek akan jauh lebih sedih bila mereka tau apa yang kurasakan..
Yang ku rasa, raga ini memang berada di rumah nenek,.tapi hati ini masih jauh berada di rumah bersama Ayah dan Ibu,.
Aku pun sempat berfikir, jika saat ini aku sudah tak hidup bersamaan dengan mereka, kapan lagi aku dapat memeluk ibu disaat malam hari dan melihat senyumnya di tiap hariku seperti dulu..
Semakin kupikirkan, semakin berat hati ini untuk melepaskan..
Dan kemudian kelelahan untuk memikirkan itu pun tumbuh dalam benakku..
Bahkan aku menjadi lebih tegar untuk pergi dan  meninggalkan rumah tanpa harus meneteskan setetes pun air mata dalam hatiku ini..

Setelah itu masa putih abu-abu menghadapi kisahku..
Seusai kelulusan SMP semua keputusan ada ditanganku, dimanapun aku memilih tempat sekolah mereka akan menyetujuinya, disanalah aku mulai belajar memilih jalan hidupku sendiri..
Hingga Akselerasi SMA N 1 GADINGREJO menjadi pilihanku.. dengan yakin mendaftar dan mengharapkan dapat memberi senyuman di wajah mereka..
Aku cukup bahagia karena seperti masa SMP Ayahlah yang mengurus segala urusan-urusanku saat memulai test demi test dan pendaftaran..
Aku pun sangat bersyukur karena aku diizinkan untuk melanjutkan cita-citaku di tempat itu..

Selepas SMP aku telah belajar untuk tegar jauh dari Ayah dan Ibu,.
Kemudian di masa putih abu-abu aku belajar untuk tinggal bersama orang lain yang belum pernah aku kenal atau aku temui sebelumnya dalam satu hunian kos,.
Di saat itulah Ibu mengantarku dan sempat tidur semalam dikamarku hingga esoknya harus pergi dan kembali lagii ke rumah.. sungguh aku bahagia karena dapat tidur se’ranjang lagi dengan ibu walau hanya untuk semalam saja..

Kisah putih abu-abu ku di mulai,.
Lalu aku belajar lagi untuk beradaptasi dengan  teman baru, pelajaran baru, tempat baru, waktu sekolah yang baru, dan kisah yang baru..
Bahkan adaptasi sekolah hingga sore itu sempat membuat ku jatuh sakit selama 2 hari,.
Aku pun hampir menyerah sebelum berperang,.tapi aku sangat bersyukur karena dianugerahkan olehNya sahabat-sahabat yang sangat luar biasa yang bisa membuatku menjadi lebih tegar menjalani kisah baruku ini.. ..
Jumlah temanku hanya 19, dan 20 ditambah olehku..
13 orang anak kosan..
Dan 7 orang lainnya anak rumahan..
Heee itulah istilah kami dulu, dan biasanya anak rumahan selalu jadi sasaran untuk membawa barang-barang yang anak kos tidak miliki.. :-D

Namun, saat-saat pembagian Raport adalah saat yang paling mendebarkan, ketika ranking 1 hingga 20 harus disebutkan,,karena sistem kelasku punya sistem eliminasi..
aku pun sempat merasakan sedih karena wali yang mengambilkan raport selalu Kakek ku,.kadang terbesit rasa iri karena orang tua teman-temanku bisa datang untuk  mengambilkan raport mereka..
Bahkan mereka dapat pulang seminggu sekali atau 2 minggu sekali untuk bertemu dengan Ayah dan Ibu mereka..sementara aku tidak..
Orangtua mereka sering berkunjung ke kosan dan membawakan makanan atau peralatan kosan kapanpun mereka mau..sementara aku tidak..
Saat sakit, orangtua mereka langsung datang dan membawa mereka pulang..sementara aku tidak, hanya berusaha sendiri untuk sembuh dan terkadang ibu kos yang membantu..
Saat studytour teman-teman sibuk packing gono-gini bahkan orangtua mereka datang untuk membantu packing dan merapikan semua yang kurang..sementara aku hanya sendiri merapikan semuanya tanpa harus sesibuk itu & tak ada ibu yang membantu..dan disinilah aku belajar untuk melakukan semuanya sendiri dan mandiri..

Di saat-saat kelulusan putih abu-abu berkumandang..
Ku mulai lagi kisah baru untuk kos di Bandar Lampung bersama Ajeng, Nisa, dan Oktia..
Kosan untuk bimbel selama sekitar 2 bulan itu memberiku pelajaran bahwa hidup di kota jauh lebih berat dan butuh kekuatan hati serta mata..apalagi perut.. hmmmmm

Sama seperti sebelumnya,.Ayah dan Ibu mempercayakanku untuk memilih sendiri jurusan apa serta universitas mana yang ingin aku tempuh..
Dari 2 universitas negeri yang dinyatakan aku di terima, aku harus memilih satu...
THP UNDIP..
Hal ini lah yang memberiku pelajaran tentang hidup yang penuh dengan pilihan..

Dan sekarang aku disini..
Seperti biasa belajar mandiri tanpa ayah dan ibu..
Tanpa tangisan bila rindu..
Tanpa mengadu bila sakit menyerang tubuhku..
Tanpa ditentukan sudah punya pilihan..

Dari hidup ku..aku mulai belajar untuk mengerti..
Dari hidup ku..aku memperbaiki kesalahanku..

Karena Hidup lah yang memberi kita pelajaran untuk lebih berarti..Hidup juga yang memberi kita kekuatan untuk lebih berani..Hidup lah untuk menjadi sosok yang lebih baik dan lebih baik lagi..
Bila memang kita harus berlari..Maka berlari lah walau harus tersAndung batu..Karena kita akan cepat sampai pada tujuan..Bila memang kita harus berjalan tertatih seperti siput..Maka berjalanlah walau akan sangat lama..Asal lama tetapi pasti.
VirQi at Semarang,26 Maret 2011.

Read More......

Aku mencoba menulis sesuatu yang mungkin belum ku coba tulis sebelumnya..
Entah sesuatu hal apa yg ingin ku tuliskan pun tiba-tiba hambar..
Ibu dan Ayahku adalah sosok yang membuatku menjadi seseorang yang lebih tegar dan mandiri menjalani tiap detak-detak jam yang berdentang..
Ku ingat ketika senyum mereka tak pernah redup menghadapi jutaan tingkah nakal dan menjengkelkannya diriku..
Ku ingat ketika masa-masa SD disaat cerita hidupku masih bersama mereka,.
hampir sesekali aku lupa, bagaimana aku dulu ketika masih berhuni satu atap bersama mereka dan membuat cerita-cerita indah dalam kebersamaan..
Bahkan saat pagi mengundang dan sore menutup..
Lalu masa SD ku berlalu..
Yang ku lihat selanjutnya hanyalah senyum kakek, nenek, dan paman yang sebaya denganku..
Keterpurukan awal yang kualami adalah belajar beradaptasi untuk jauh dari Ayah dan Ibu, yang sebelumnya selalu ada disampingku dan menegarkan hatiku disaatt aku rapuh..
Masa yang memang cukup sulit, ketika tiba rasa rindu, aku hanya mampu untuk diam dan meneteskan air mata diatas ranjang tidurku saat-saat dimana aku akan memejamkan mata di malam hari..
Kemudian waktu memberiku ketegaran untuk tak lagi memeras hati di malam hari..
Hanya saja, tatkala ibu datang atau ketika aku pulang ke rumah.. hati ini rasanya tidak ingin ditinggal pergi  dan ataupun pergi dari rumah untuk kembali ke rumah nenek..
Masa-masa transisi itu membuatku menangis dalam jangka waktu 2 atau 3 hari di tempat dan waktu yang sama, tanpa seorang pun tau tentang kesedihanku,
Aku hanya menyimpannya sendiri dalam hatiku,. Karena ku tau Kakek dan Nenek akan jauh lebih sedih bila mereka tau apa yang kurasakan..
Yang ku rasa, raga ini memang berada di rumah nenek,.tapi hati ini masih jauh berada di rumah bersama Ayah dan Ibu,.
Aku pun sempat berfikir, jika saat ini aku sudah tak hidup bersamaan dengan mereka, kapan lagi aku dapat memeluk ibu disaat malam hari dan melihat senyumnya di tiap hariku seperti dulu..
Semakin kupikirkan, semakin berat hati ini untuk melepaskan..
Dan kemudian kelelahan untuk memikirkan itu pun tumbuh dalam benakku..
Bahkan aku menjadi lebih tegar untuk pergi dan  meninggalkan rumah tanpa harus meneteskan setetes pun air mata dalam hatiku ini..

Setelah itu masa putih abu-abu menghadapi kisahku..
Seusai kelulusan SMP semua keputusan ada ditanganku, dimanapun aku memilih tempat sekolah mereka akan menyetujuinya, disanalah aku mulai belajar memilih jalan hidupku sendiri..
Hingga Akselerasi SMA N 1 GADINGREJO menjadi pilihanku.. dengan yakin mendaftar dan mengharapkan dapat memberi senyuman di wajah mereka..
Aku cukup bahagia karena seperti masa SMP Ayahlah yang mengurus segala urusan-urusanku saat memulai test demi test dan pendaftaran..
Aku pun sangat bersyukur karena aku diizinkan untuk melanjutkan cita-citaku di tempat itu..

Selepas SMP aku telah belajar untuk tegar jauh dari Ayah dan Ibu,.
Kemudian di masa putih abu-abu aku belajar untuk tinggal bersama orang lain yang belum pernah aku kenal atau aku temui sebelumnya dalam satu hunian kos,.
Di saat itulah Ibu mengantarku dan sempat tidur semalam dikamarku hingga esoknya harus pergi dan kembali lagii ke rumah.. sungguh aku bahagia karena dapat tidur se’ranjang lagi dengan ibu walau hanya untuk semalam saja..

Kisah putih abu-abu ku di mulai,.
Lalu aku belajar lagi untuk beradaptasi dengan  teman baru, pelajaran baru, tempat baru, waktu sekolah yang baru, dan kisah yang baru..
Bahkan adaptasi sekolah hingga sore itu sempat membuat ku jatuh sakit selama 2 hari,.
Aku pun hampir menyerah sebelum berperang,.tapi aku sangat bersyukur karena dianugerahkan olehNya sahabat-sahabat yang sangat luar biasa yang bisa membuatku menjadi lebih tegar menjalani kisah baruku ini.. ..
Jumlah temanku hanya 19, dan 20 ditambah olehku..
13 orang anak kosan..
Dan 7 orang lainnya anak rumahan..
Heee itulah istilah kami dulu, dan biasanya anak rumahan selalu jadi sasaran untuk membawa barang-barang yang anak kos tidak miliki.. :-D

Namun, saat-saat pembagian Raport adalah saat yang paling mendebarkan, ketika ranking 1 hingga 20 harus disebutkan,,karena sistem kelasku punya sistem eliminasi..
aku pun sempat merasakan sedih karena wali yang mengambilkan raport selalu Kakek ku,.kadang terbesit rasa iri karena orang tua teman-temanku bisa datang untuk  mengambilkan raport mereka..
Bahkan mereka dapat pulang seminggu sekali atau 2 minggu sekali untuk bertemu dengan Ayah dan Ibu mereka..sementara aku tidak..
Orangtua mereka sering berkunjung ke kosan dan membawakan makanan atau peralatan kosan kapanpun mereka mau..sementara aku tidak..
Saat sakit, orangtua mereka langsung datang dan membawa mereka pulang..sementara aku tidak, hanya berusaha sendiri untuk sembuh dan terkadang ibu kos yang membantu..
Saat studytour teman-teman sibuk packing gono-gini bahkan orangtua mereka datang untuk membantu packing dan merapikan semua yang kurang..sementara aku hanya sendiri merapikan semuanya tanpa harus sesibuk itu & tak ada ibu yang membantu..dan disinilah aku belajar untuk melakukan semuanya sendiri dan mandiri..

Di saat-saat kelulusan putih abu-abu berkumandang..
Ku mulai lagi kisah baru untuk kos di Bandar Lampung bersama Ajeng, Nisa, dan Oktia..
Kosan untuk bimbel selama sekitar 2 bulan itu memberiku pelajaran bahwa hidup di kota jauh lebih berat dan butuh kekuatan hati serta mata..apalagi perut.. hmmmmm

Sama seperti sebelumnya,.Ayah dan Ibu mempercayakanku untuk memilih sendiri jurusan apa serta universitas mana yang ingin aku tempuh..
Dari 2 universitas negeri yang dinyatakan aku di terima, aku harus memilih satu...
THP UNDIP..
Hal ini lah yang memberiku pelajaran tentang hidup yang penuh dengan pilihan..

Dan sekarang aku disini..
Seperti biasa belajar mandiri tanpa ayah dan ibu..
Tanpa tangisan bila rindu..
Tanpa mengadu bila sakit menyerang tubuhku..
Tanpa ditentukan sudah punya pilihan..

Dari hidup ku..aku mulai belajar untuk mengerti..
Dari hidup ku..aku memperbaiki kesalahanku..

Karena Hidup lah yang memberi kita pelajaran untuk lebih berarti..Hidup juga yang memberi kita kekuatan untuk lebih berani..Hidup lah untuk menjadi sosok yang lebih baik dan lebih baik lagi..
Bila memang kita harus berlari..Maka berlari lah walau harus tersAndung batu..Karena kita akan cepat sampai pada tujuan..Bila memang kita harus berjalan tertatih seperti siput..Maka berjalanlah walau akan sangat lama..Asal lama tetapi pasti.
VirQi at Semarang,26 Maret 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar